Tips Mengurangi Sampah Saat Mendaki Gunung
SALAM LESTARI.. nih ka satu lagi yang jangan sampe di lupakan saat mendaki, untuk tetap ssaling menjaga kelestarian alam kita, kalo kita menjaga alam, bukan tidak mungkin alam akan mnejaga kita juga
monggo di baca..
Di beberapa gunung
di Indonesia kerap ditemukan timbunan sampah yang tak kalah menggunung
dibanding gunung itu sendiri. Ini menjadi salah satu masalah yang muncul
dari meningkatnya hobi berkegiatan di alam bebas, terutama mendaki
gunung. Kemudian apa solusinya?
Jika Anda mulai menyukai kegiatan
ini, mungkin Anda sering menghadapi masalah sampah yang timbul dari
barang bawaan Anda. Beberapa sampah yang kerap dijumpai di gunung adalah
bungkus dari makanan kemasan, kaleng gas bekas, hingga sisa makanan
yang tidak habis kemudian ditinggalkan hingga membusuk begitu saja.
Sungguh ironis, di satu sisi, pendaki tengah menikmati keindahan yang
telah alam berikan. Namun dia juga yang merusak keindahan alam tersebut
secara tidak bertanggung jawab. Tidak ingin menjadi pendaki tak
bertanggung jawab? Berikut merupakan beberapa tips mengurangi sampah
saat mendaki gunung yang bisa Anda terapkan.
- Kurangi Membawa Makanan Kemasan.
Kurangi mengonsumsi makanan kemasan yang berpotensi menimbulkan sampah.
Sampah - sampah yang berada di gunung biasanya berasal dari makanan
kemasan yang dibawa pendaki.
Untuk mengurangi jumlah sampah yang
dihasilkan, sebaiknya Anda membawa makanan kemasan secukupnya. Anda juga
bisa membeli makanan kemasan yang ukurannya jumbo agar bungkus makanan
yang dihasilkan tidak terlalu banyak.
- Sediakan Trash Bag Atau Kantong Sampah Untuk Wadah Sampah.
Anda pasti malas untuk memasukan sampah - sampah bawaan ke dalam tas.
Untuk mengatasinya, bawalah kantong sampah yang ukurannya besar.
Sehingga sampah tidak akan tercampur dengan barang bawaan Anda lainnya
yang ada di dalam tas.
- Pisahkan Antara Sampah Organik Dan Nonorganik.
Memisahkan sampah organik dan nonorganik akan sedikit meringankan beban
sampah yang harus diangkut. Anda tidak perlu memasukan sampah organik
ke dalam kantong sampah.
Sampah organik dapat dikubur di dalam
tanah agar pembusukannya terjadi di dalam tanah. Tetapi sebelumnya
pastikan tidak ada sampah nonorganik seperti plastik tercampur dengan
sampah organik. Ingat, jangan membuang sampah organik tersebut di sungai
atau mata air.
- Bawa Kembali Sampah Yang Dihasilkan.
Sampah
- sampah dari sisa bungkus makanan, kaleng gas bekas, batu baterai yang
sudah habis, harus dibawa turun kembali setelah mendaki.
Kondisi
fisik yang sudah lelah ketika mendaki, menjadi salah satu faktor yang
membuat beberapa pendaki malas membawa turun kembali sampah tersebut.
Agar tidak terlalu lelah, Anda bisa memikul kantong sampah secara
bergantian dengan rekan Anda, jika Anda melakukan perjalanan dengan
rombongan.
Ketika melakukan pendakian, ada sebuah istilah yang
sering dikenal sebagai zero waste, yang berarti pendaki tidak boleh
meninggalkan apapun di gunung. Jika kita bisa bertanggung jawab atas
sampah yang kita hasilkan, tentu saja kita juga sudah bertanggung jawab
atas kelestarian alam
SCOUT ADVENTURE COMUNITY "GROBOGAN" "Jangan Berkumpul Dengan Burung Kalkun Jika Ingin Terbang Dengan Rajawali"
Kamis, 16 Juni 2016
Rabu, 15 Juni 2016
Fungsi Pohon Untuk Kelangsungan Hidup Kita
Beberapa Fungsi Pohon Untuk Kelangsungan Hidup Kita
nih kak jangan lupain juka materi yang satu ini ya.. SALAM LESTARI..
1. Produsen
Di alam, terjadi proses hubungan timbal balik, ketergantungan antarkomponen selalu melibatkan unsur tanaman. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Rantai makanan dan piramida makanan, misalnya. Ketiganya menempatkan tanaman pada posisi strategis, yaitu sebagai penyedia makanan atau produsen.
Oleh karena itu, bila tanaman yang bertindak sebagai produsen sampai terganggu keberadaannya atau bahkan terancam kepunahan, dapat dipastikan semua makhluk hidup lain pun akan terancam kepunahan pula.
2. Menahan Laju Air dan Erosi
Fungsi pohon lainnya adalah untuk menahan laju air. Menurut penelitian, hutan mampu membuat lebih banyak air yang terserap ke dalam tanah 60-80 persen. Dengan kemampuan ini, keberadaan pohon dapat meningkatkan cadangan air tanah. Selain dapat menahan laju air, akar pohon berfungsi erosi tanah. Tanah yang terkikis akan masuk ke aliran sungai dan menyebabkan terjadinya endapan.
3. Menjaga Kesuburan Tanah
Air hujan yang langsung jatuh ke tanah dapat menyebabkan lapisan tanah bagian atas yang berhumus dan subur menjadi tergerus sehingga mengakibatkan menurunnya kesuburan tanah. Bila permukaan tanah banyak ditanami pohon, saat hujan turun, butir-butir airnya tidak langsung menimpa permukaan tanah, tetapi ditahan oleh daun, ranting, dan batang pohon, sehingga mengurangi gaya gerus air terhadap tanah
4. Menghasilkan Oksigen dan Mengurangi Karbondioksida
Oksigen adalah gas yang diperlukan manusia dan hewan untuk bernapas. Sementara pohon, memiliki kemampuan untuk melakukan fotosintesis yang menghasilkan gas oksigen dan gula. Di saat bersamaan atau saat fotosintesis berlangsung, tanaman menghisap gas karbondioksida.
Gas karbondioksida adalah gas yang sangat beracun. Bila dalam jumlah yang berlebihan, akan menimbulkan efek rumah kaca. Berdasarkan penelitian, setiap 1 hektar hutan tropis dapat mengubah 3,7 ton CO2 menjadi 2 ton O2
5. Lingkungan Menjadi Nyaman
Lingkungan yang rindang dan banyak ditumbuhi pepohonan akan terasa lebih nyaman, sejuk, mencegah kebisingan dan kepanasan, serta menambah indah pemandangan. Hal tersebut akibat proses evapotrenspirasi pada tanaman dapat menyebabkan suhu di sekitarnya menjadi lebih rendah dan kadar kelembapannya meningkat.
6. Mengurangi Zat Pencemar Udara
Kegiatan pabrik banyak menghasilkan asap tebal yang pekat dan mengandung karbondioksida. Begitu pula, kegiatan pembakaran yang menggunakan bahan bakar minyak. Selain karbondioksida, asap tersebut mengandung sulfur dioksida dan asam sulfat. Zat-zat tersebut apabila bercampur dengan air hujan akan menghasilkan hujan asam yang membahayakan kesehatan kulit serta menimbulkan korosi.
gimana kaka" menarik kan.. pastinya dong, tetep kunjungi terus blog SAC GROBOGAN dan nantikan materi" menarik lain nya ya... SALAM LESTARI
nih kak jangan lupain juka materi yang satu ini ya.. SALAM LESTARI..
1. Produsen
Di alam, terjadi proses hubungan timbal balik, ketergantungan antarkomponen selalu melibatkan unsur tanaman. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Rantai makanan dan piramida makanan, misalnya. Ketiganya menempatkan tanaman pada posisi strategis, yaitu sebagai penyedia makanan atau produsen.
Oleh karena itu, bila tanaman yang bertindak sebagai produsen sampai terganggu keberadaannya atau bahkan terancam kepunahan, dapat dipastikan semua makhluk hidup lain pun akan terancam kepunahan pula.
2. Menahan Laju Air dan Erosi
Fungsi pohon lainnya adalah untuk menahan laju air. Menurut penelitian, hutan mampu membuat lebih banyak air yang terserap ke dalam tanah 60-80 persen. Dengan kemampuan ini, keberadaan pohon dapat meningkatkan cadangan air tanah. Selain dapat menahan laju air, akar pohon berfungsi erosi tanah. Tanah yang terkikis akan masuk ke aliran sungai dan menyebabkan terjadinya endapan.
3. Menjaga Kesuburan Tanah
Air hujan yang langsung jatuh ke tanah dapat menyebabkan lapisan tanah bagian atas yang berhumus dan subur menjadi tergerus sehingga mengakibatkan menurunnya kesuburan tanah. Bila permukaan tanah banyak ditanami pohon, saat hujan turun, butir-butir airnya tidak langsung menimpa permukaan tanah, tetapi ditahan oleh daun, ranting, dan batang pohon, sehingga mengurangi gaya gerus air terhadap tanah
4. Menghasilkan Oksigen dan Mengurangi Karbondioksida
Oksigen adalah gas yang diperlukan manusia dan hewan untuk bernapas. Sementara pohon, memiliki kemampuan untuk melakukan fotosintesis yang menghasilkan gas oksigen dan gula. Di saat bersamaan atau saat fotosintesis berlangsung, tanaman menghisap gas karbondioksida.
Gas karbondioksida adalah gas yang sangat beracun. Bila dalam jumlah yang berlebihan, akan menimbulkan efek rumah kaca. Berdasarkan penelitian, setiap 1 hektar hutan tropis dapat mengubah 3,7 ton CO2 menjadi 2 ton O2
5. Lingkungan Menjadi Nyaman
Lingkungan yang rindang dan banyak ditumbuhi pepohonan akan terasa lebih nyaman, sejuk, mencegah kebisingan dan kepanasan, serta menambah indah pemandangan. Hal tersebut akibat proses evapotrenspirasi pada tanaman dapat menyebabkan suhu di sekitarnya menjadi lebih rendah dan kadar kelembapannya meningkat.
6. Mengurangi Zat Pencemar Udara
Kegiatan pabrik banyak menghasilkan asap tebal yang pekat dan mengandung karbondioksida. Begitu pula, kegiatan pembakaran yang menggunakan bahan bakar minyak. Selain karbondioksida, asap tersebut mengandung sulfur dioksida dan asam sulfat. Zat-zat tersebut apabila bercampur dengan air hujan akan menghasilkan hujan asam yang membahayakan kesehatan kulit serta menimbulkan korosi.
gimana kaka" menarik kan.. pastinya dong, tetep kunjungi terus blog SAC GROBOGAN dan nantikan materi" menarik lain nya ya... SALAM LESTARI
BAHAYA GUNUNG BERAPI
BAHAYA GUNUNG BERAPI
SALAM LESTARI..
Gunung berapi menghasilkan berbagai macam bahaya alam yang dapat membunuh orang dan merusak properti. Sketsa yang disederhanakan ini menunjukkan khas gunung berapi yang ditemukan di Amerika Serikat Barat dan Alaska, tapi banyak dari bahaya ini juga menimbulkan risiko pada gunung berapi lainnya, seperti yang di Hawaii. Beberapa bahaya, seperti lahar dan tanah longsor, dapat terjadi bahkan ketika gunung berapi tidak meletus. (Bahaya dan istilah dalam diagram ini yang disorot dalam huruf tebal di mana mereka dibahas dalam teks di bawah ini.)
Kolom Letusan dan Awan Letusan
Sebuah ledakan letusan eksplosif fragmen batuan padat dan cair (tephra) dan gas vulkanik ke udara dengan kekuatan yang luar biasa. Fragmen batuan terbesar (bom) biasanya jatuh kembali ke tanah dalam jarak 2 mil dari kawah. Fragmen kecil (bediameter kurang dari sekitar 0,1 inci) dari gelas vulkanik, mineral, dan batu (abu) naik tinggi ke udara, membentuk kolom letusan besar.
Kolom Letusan dapat berkembang pesat dan mencapai lebih dari 12 mil di atas gunung berapi dalam waktu kurang dari 30 menit, membentuk awan letusan. Abu vulkanik di awan dapat menimbulkan bahaya serius bagi penerbangan. Selama 15 tahun terakhir, sekitar 80 jet komersial telah rusak karena tidak sengaja terbang ke dalam awan abu, dan beberapa hampir jatuh karena kegagalan mesin. Awan letusan besar dapat mencapai ratusan mil mengikuti arah angin, sehingga menghasilkan hujan abu di atas daerah yang luas, angin membawa abu terkecil partikel paling jauh. Abu dari letusan Gunung St Helens, Washington pada 18 Mei 1980, , jatuh di atas lahan seluas 22.000 mil persegi di Amerika Serikat Barat. Hujan abu berat dapat merobohkan bangunan, dan sedangkan abu kecil dapat merusak tanaman, elektronik, dan mesin.
Gas Vulkanik
Gunung berapi mengeluarkan gas selama letusan. Bahkan ketika sebuah gunung berapi tidak meletus, retak di dalam tanah memungkinkan gas untuk mencapai permukaan melalui lubang kecil yang disebut fumarol. Lebih dari 90% dari semua gas yang dipancarkan oleh gunung berapi adalah air uap (uap), yang sebagian besar adalah air tanah dipanaskan (air bawah tanah dari curah hujan dan sungai). Gas vulkanik lain yang umum adalah karbon dioksida, sulfur dioksida, hidrogen sulfida, hidrogen, dan fluor. Gas Sulfur dioksida dapat bereaksi dengan tetesan air di atmosfer yang membuat hujan asam, yang menyebabkan korosi dan merugikan vegetasi. Karbon dioksida lebih berat daripada udara dan dapat terjebak di daerah yang rendah dalam konsentrasi yang mematikan bagi manusia dan hewan. Fluorin, dalam konsentrasi yang tinggi adalah beracun, bisa teradsorbsi ke partikel abu vulkanik yang kemudian jatuh ke tanah. Fluor di partikel dapat meracuni penggembalaan ternak pada rumput yang dilapisi abu dan juga mencemari persediaan air domestik.
Bencana letusan, seperti letusan Gunung Pinatubo (Filipina), 15 Juni 1991, menyuntikkan sejumlah besar gas belerang dioksida ke stratosfer, ketika bergabung dengan air untuk membentuk aerosol (kabut) dari sulfat asam. Dengan memantulkan radiasi matahari, seperti
aerosol dapat menurunkan temperaturrata-rata permukaan bumi untuk waktu yang lama beberapa derajat Fahrenheit (˚ F). Aerosol asam sulfat ini juga berkontribusi terhadap kerusakan lapisan ozon oleh pengubahan senyawa klor dan nitrogen di bagian atas atmosfer
Aliran Lava dan Kubah Lava
Batu cair (magma) yang mengalir atau merembes ke permukaan bumi disebut lava dan
bentuk aliran lava. Semakin tinggi lava mengandung silika (silikon dioksida, SiO2), kurang mudah mengalir. Misalnya, lava basal silika rendah dapat bergerak cepat (10 sampai 30 mil
per jam) mengalir atau dapat tersebar luas sebanyak tersebar luas dalam lembaran tipis selebar beberapa mil..
Sejak 1983, Kilauea Volcano di Pulau Hawaii telah meletuskan aliran lava basal yang menghancurkan hampir 200 rumah dan memotong dekat jalan raya pantai.
Sebaliknya, aliran lava andesit dan dasit yang lebih tinggi silika cenderung tebal dan lamban,
hanya mencapai jarak pendek dari sebuah kawah. Lava dasit dan riolit sering keluar
dari sebuah lubang untuk membentuk gundukan yang tidak teratur disebut kubah lava. Antara tahun 1980, dan 1986 sebuah kubah lava dasit di Gunung St Helens tumbuh menjadi sekitar
1.000 feet tinggi dan diameter 3.500 kaki.
Aliran Piroklastik
Longsoran kecepatan tinggi abu panas, fragmen batuan, dan gas dapat bergerak menuruni sisi gunung berapi selama letusan ledakan atau ketika sisi curam dari kubah lava tumbuh runtuh dan terpisah. Aliran piroklastik ini dapat sepanas 1.500 ˚ F dan bergerak dengan kecepatan 100 sampai 150 mil per jam. Aliran tersebut cenderung mengikuti lembah dan mampu merobohkan dan membakar segala sesuatu di jalannya. Aliran piroklastik densitas rendah, yang disebut gelombang piroklastik, dapat dengan mudah melampui pegunungan yang ratusan meter tingginya.
Klimaks letusan Gunung St Helens pada tanggal 18 Mei 1980, menghasilkan serangkaian ledakan yang membentuk gelombang piroklastik besar. Ini disebut “ledakan lateral” yang menghancurkan area seluas 230 mil persegi. Pohon berdiameter 6 kaki dipangkas turun seperti pisau rumput sejauh 15 mil dari gunung berapi.
Tanah Longsor Gunung Api
Tanah longsor atau debris avalanche adalah pergerakan menurun yang cepat dari material batuan, salju, dan (atau) es. Longsor gunung api berukuran dari gerakan kecil dari puing-puing lepas pada permukaan gunung berapi sampai runtuh besar-besaran dari seluruh puncak atau sisi gunung berapi. Gunung berapi yang curam rentan terhadap tanah longsor karena dibangun sebagian dari lapisan fragmen batuan vulkanik lepas. Beberapa batuan di gunung berapi juga telah diubah menjadi lembut, mineral lempung yang licin oleh sirkulasi panas, asam
air tanah. Tanah longsor di lereng gunung berapi dipicu ketika letusan, hujan deras,
atau gempa bumi besar menyebabkan material-materail ini bebas dan bergerak turun.
Setidaknya lima longsor besar telah menyapu ke bawah lereng Gunung Rainier, Washington, selama 6.000 tahun terakhir. Tanah longsor terbesar gunung berapi dalam waktu sejarah terjadi pada awal 18 Mei 1980, letusan Gunung St Helens.
Lahar
Aliran Lumpur atau puing-puing yang sebagian besar terdiri dari material vulkanik di sisi-sisi gunung berapi disebut lahar. Aliran dari lumpur, batu, dan air dapat bergegas turun lembah dan saluran aliran dengan kecepatan 20 sampai 40 mil per jam dan dapat mencapai jarak lebih dari 50 mil. Beberapa lahar mengandung begitu banyak puing-puing batu (60 sampai 90% berat) bahwa mereka terlihat seperti sungai yang bergerak cepat dari beton basah. Dekat dengan sumbernya, arus ini cukup kuat untuk merobek dan membawa pohon, rumah, dan batu-batu besar beberapa mil ke hilir. Lebih jauh ke hilir lahar mengubur semua di jalurnya kedalam lumpur.
Secara historis, lahar telah menjadi salah satu bahaya gunung berapi paling mematikan. Itu dapat terjadi baik selama letusan gunung berapi dan ketika tenang. Air yang menciptakan lahar bisa berasal dari salju dan es mencair (terutama air dari gletser mencair oleh aliran piroklastik atau gelombang), curah hujan intens, atau keluar dari danau kawah puncak. Lahar yang besar berpotensi membahayakan masyarakat banyak hilir dari gunung berapi seperti Mount Rainier.
SALAM LESTARI..
Gunung berapi menghasilkan berbagai macam bahaya alam yang dapat membunuh orang dan merusak properti. Sketsa yang disederhanakan ini menunjukkan khas gunung berapi yang ditemukan di Amerika Serikat Barat dan Alaska, tapi banyak dari bahaya ini juga menimbulkan risiko pada gunung berapi lainnya, seperti yang di Hawaii. Beberapa bahaya, seperti lahar dan tanah longsor, dapat terjadi bahkan ketika gunung berapi tidak meletus. (Bahaya dan istilah dalam diagram ini yang disorot dalam huruf tebal di mana mereka dibahas dalam teks di bawah ini.)
Kolom Letusan dan Awan Letusan
Sebuah ledakan letusan eksplosif fragmen batuan padat dan cair (tephra) dan gas vulkanik ke udara dengan kekuatan yang luar biasa. Fragmen batuan terbesar (bom) biasanya jatuh kembali ke tanah dalam jarak 2 mil dari kawah. Fragmen kecil (bediameter kurang dari sekitar 0,1 inci) dari gelas vulkanik, mineral, dan batu (abu) naik tinggi ke udara, membentuk kolom letusan besar.
Kolom Letusan dapat berkembang pesat dan mencapai lebih dari 12 mil di atas gunung berapi dalam waktu kurang dari 30 menit, membentuk awan letusan. Abu vulkanik di awan dapat menimbulkan bahaya serius bagi penerbangan. Selama 15 tahun terakhir, sekitar 80 jet komersial telah rusak karena tidak sengaja terbang ke dalam awan abu, dan beberapa hampir jatuh karena kegagalan mesin. Awan letusan besar dapat mencapai ratusan mil mengikuti arah angin, sehingga menghasilkan hujan abu di atas daerah yang luas, angin membawa abu terkecil partikel paling jauh. Abu dari letusan Gunung St Helens, Washington pada 18 Mei 1980, , jatuh di atas lahan seluas 22.000 mil persegi di Amerika Serikat Barat. Hujan abu berat dapat merobohkan bangunan, dan sedangkan abu kecil dapat merusak tanaman, elektronik, dan mesin.
Gas Vulkanik
Gunung berapi mengeluarkan gas selama letusan. Bahkan ketika sebuah gunung berapi tidak meletus, retak di dalam tanah memungkinkan gas untuk mencapai permukaan melalui lubang kecil yang disebut fumarol. Lebih dari 90% dari semua gas yang dipancarkan oleh gunung berapi adalah air uap (uap), yang sebagian besar adalah air tanah dipanaskan (air bawah tanah dari curah hujan dan sungai). Gas vulkanik lain yang umum adalah karbon dioksida, sulfur dioksida, hidrogen sulfida, hidrogen, dan fluor. Gas Sulfur dioksida dapat bereaksi dengan tetesan air di atmosfer yang membuat hujan asam, yang menyebabkan korosi dan merugikan vegetasi. Karbon dioksida lebih berat daripada udara dan dapat terjebak di daerah yang rendah dalam konsentrasi yang mematikan bagi manusia dan hewan. Fluorin, dalam konsentrasi yang tinggi adalah beracun, bisa teradsorbsi ke partikel abu vulkanik yang kemudian jatuh ke tanah. Fluor di partikel dapat meracuni penggembalaan ternak pada rumput yang dilapisi abu dan juga mencemari persediaan air domestik.
Bencana letusan, seperti letusan Gunung Pinatubo (Filipina), 15 Juni 1991, menyuntikkan sejumlah besar gas belerang dioksida ke stratosfer, ketika bergabung dengan air untuk membentuk aerosol (kabut) dari sulfat asam. Dengan memantulkan radiasi matahari, seperti
aerosol dapat menurunkan temperaturrata-rata permukaan bumi untuk waktu yang lama beberapa derajat Fahrenheit (˚ F). Aerosol asam sulfat ini juga berkontribusi terhadap kerusakan lapisan ozon oleh pengubahan senyawa klor dan nitrogen di bagian atas atmosfer
Aliran Lava dan Kubah Lava
Batu cair (magma) yang mengalir atau merembes ke permukaan bumi disebut lava dan
bentuk aliran lava. Semakin tinggi lava mengandung silika (silikon dioksida, SiO2), kurang mudah mengalir. Misalnya, lava basal silika rendah dapat bergerak cepat (10 sampai 30 mil
per jam) mengalir atau dapat tersebar luas sebanyak tersebar luas dalam lembaran tipis selebar beberapa mil..
Sejak 1983, Kilauea Volcano di Pulau Hawaii telah meletuskan aliran lava basal yang menghancurkan hampir 200 rumah dan memotong dekat jalan raya pantai.
Sebaliknya, aliran lava andesit dan dasit yang lebih tinggi silika cenderung tebal dan lamban,
hanya mencapai jarak pendek dari sebuah kawah. Lava dasit dan riolit sering keluar
dari sebuah lubang untuk membentuk gundukan yang tidak teratur disebut kubah lava. Antara tahun 1980, dan 1986 sebuah kubah lava dasit di Gunung St Helens tumbuh menjadi sekitar
1.000 feet tinggi dan diameter 3.500 kaki.
Aliran Piroklastik
Longsoran kecepatan tinggi abu panas, fragmen batuan, dan gas dapat bergerak menuruni sisi gunung berapi selama letusan ledakan atau ketika sisi curam dari kubah lava tumbuh runtuh dan terpisah. Aliran piroklastik ini dapat sepanas 1.500 ˚ F dan bergerak dengan kecepatan 100 sampai 150 mil per jam. Aliran tersebut cenderung mengikuti lembah dan mampu merobohkan dan membakar segala sesuatu di jalannya. Aliran piroklastik densitas rendah, yang disebut gelombang piroklastik, dapat dengan mudah melampui pegunungan yang ratusan meter tingginya.
Klimaks letusan Gunung St Helens pada tanggal 18 Mei 1980, menghasilkan serangkaian ledakan yang membentuk gelombang piroklastik besar. Ini disebut “ledakan lateral” yang menghancurkan area seluas 230 mil persegi. Pohon berdiameter 6 kaki dipangkas turun seperti pisau rumput sejauh 15 mil dari gunung berapi.
Tanah Longsor Gunung Api
Tanah longsor atau debris avalanche adalah pergerakan menurun yang cepat dari material batuan, salju, dan (atau) es. Longsor gunung api berukuran dari gerakan kecil dari puing-puing lepas pada permukaan gunung berapi sampai runtuh besar-besaran dari seluruh puncak atau sisi gunung berapi. Gunung berapi yang curam rentan terhadap tanah longsor karena dibangun sebagian dari lapisan fragmen batuan vulkanik lepas. Beberapa batuan di gunung berapi juga telah diubah menjadi lembut, mineral lempung yang licin oleh sirkulasi panas, asam
air tanah. Tanah longsor di lereng gunung berapi dipicu ketika letusan, hujan deras,
atau gempa bumi besar menyebabkan material-materail ini bebas dan bergerak turun.
Setidaknya lima longsor besar telah menyapu ke bawah lereng Gunung Rainier, Washington, selama 6.000 tahun terakhir. Tanah longsor terbesar gunung berapi dalam waktu sejarah terjadi pada awal 18 Mei 1980, letusan Gunung St Helens.
Lahar
Aliran Lumpur atau puing-puing yang sebagian besar terdiri dari material vulkanik di sisi-sisi gunung berapi disebut lahar. Aliran dari lumpur, batu, dan air dapat bergegas turun lembah dan saluran aliran dengan kecepatan 20 sampai 40 mil per jam dan dapat mencapai jarak lebih dari 50 mil. Beberapa lahar mengandung begitu banyak puing-puing batu (60 sampai 90% berat) bahwa mereka terlihat seperti sungai yang bergerak cepat dari beton basah. Dekat dengan sumbernya, arus ini cukup kuat untuk merobek dan membawa pohon, rumah, dan batu-batu besar beberapa mil ke hilir. Lebih jauh ke hilir lahar mengubur semua di jalurnya kedalam lumpur.
Secara historis, lahar telah menjadi salah satu bahaya gunung berapi paling mematikan. Itu dapat terjadi baik selama letusan gunung berapi dan ketika tenang. Air yang menciptakan lahar bisa berasal dari salju dan es mencair (terutama air dari gletser mencair oleh aliran piroklastik atau gelombang), curah hujan intens, atau keluar dari danau kawah puncak. Lahar yang besar berpotensi membahayakan masyarakat banyak hilir dari gunung berapi seperti Mount Rainier.
BTNGR Buka Jalur Baru Pendakian Ke Rinjani
BTNGR Buka Jalur Baru Pendakian Ke Rinjani
info baru kaka".. SALAM LESTARI..
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani membuka jalur pendakian baru menuju Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, berdasarkan pertimbangan permintaan masyarakat.
"Jalur pendakian baru itu resmi dibuka Jumat, 20 Mei 2016," kata Kepala Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Mustafa Imran Lubis di Mataram, Kamis.
Pintu masuk jalur pendakian baru tersebut, kata dia, berada di Desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah.
Jalur pendakian tersebut sebenarnya sudah lama digunakan para pendaki menuju Danau Segara Anak di Gunung Rinjani, namun belum resmi karena kewenangan ada di Kepala BTNGR.
Melihat animo pendaki, kata Lubis, masyarakat desa setempat kemudian mengajukan permohonan ke Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah agar jalur pendakian tersebut bisa diresmikan.
Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah kemudian berkoordinasi dengan BTNGR agar keinginan masyarakatnya bisa dipenuhi.
"Permohonan masyarakat yang diajukan ke BTNGR dikaji di tingkat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, baru lah keluar rekomendasi setuju. Dengan rekomendasi menteri, Kepala BTNGR menyetujui dibukanya jalur pendakian," ujarnya.
Selain ada rekomendasi dari kementerian, kata Lubis, ada juga pertimbangan potensi ekonomi bagi masyarakat dengan dibukanya jalur pendakian Desa Aik Berik tersebut.
Jalur pendakian baru tersebut menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat yang ingin beraktivitas di sektor pariwisata atau penjualan jasa sebagai pramuwisata dan "porter" atau jasa angkut barang milik pendaki.
"Tentu ada efek ekonomi bagi masyarakat desa di sekitar pintu masuk jalur pendakian," ucapnya.
Untuk menuju Danau Segara Anak Gunung Rinjani, kata dia, dibutuhkan waktu sekitar delapan jam jika pendakian dilakukan mulai dari Desa Aik Berik, Lombok Tengah.
Berbeda dengan mendaki dari jalur Sembalun, Kabupaten Lombok Timur dibutuhkan waktu sekitar 10 jam untuk bisa sampai di Danau Segara Anak.
"Jalur pendakian dari Lombok Tengah itu relatif lebih cepat sampai ke danau karena jaraknya relatif pendek dibanding Sembalun, medan yang akan dilalui pendaki juga lebih landai," kata Lubis.
Dengan dibukanya jalur pendakian dari Desa Aik Berik, Lombok Tengah, maka jumlah jalur pendakian resmi ke Gunung Rinjani bertambah menjadi empat jalur, yakni jalur Desa Timbanuh, Kecamatan Pringgasela, dan jalur Desa Sembalun, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, serta jalur Desa Senaru, Kabupaten Lombok Utara.
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani membuka jalur pendakian baru menuju Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, berdasarkan pertimbangan permintaan masyarakat.
"Jalur pendakian baru itu resmi dibuka Jumat, 20 Mei 2016," kata Kepala Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Mustafa Imran Lubis di Mataram, Kamis.
Pintu masuk jalur pendakian baru tersebut, kata dia, berada di Desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah.
Jalur pendakian tersebut sebenarnya sudah lama digunakan para pendaki menuju Danau Segara Anak di Gunung Rinjani, namun belum resmi karena kewenangan ada di Kepala BTNGR.
Melihat animo pendaki, kata Lubis, masyarakat desa setempat kemudian mengajukan permohonan ke Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah agar jalur pendakian tersebut bisa diresmikan.
Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah kemudian berkoordinasi dengan BTNGR agar keinginan masyarakatnya bisa dipenuhi.
"Permohonan masyarakat yang diajukan ke BTNGR dikaji di tingkat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, baru lah keluar rekomendasi setuju. Dengan rekomendasi menteri, Kepala BTNGR menyetujui dibukanya jalur pendakian," ujarnya.
Selain ada rekomendasi dari kementerian, kata Lubis, ada juga pertimbangan potensi ekonomi bagi masyarakat dengan dibukanya jalur pendakian Desa Aik Berik tersebut.
Jalur pendakian baru tersebut menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat yang ingin beraktivitas di sektor pariwisata atau penjualan jasa sebagai pramuwisata dan "porter" atau jasa angkut barang milik pendaki.
"Tentu ada efek ekonomi bagi masyarakat desa di sekitar pintu masuk jalur pendakian," ucapnya.
Untuk menuju Danau Segara Anak Gunung Rinjani, kata dia, dibutuhkan waktu sekitar delapan jam jika pendakian dilakukan mulai dari Desa Aik Berik, Lombok Tengah.
Berbeda dengan mendaki dari jalur Sembalun, Kabupaten Lombok Timur dibutuhkan waktu sekitar 10 jam untuk bisa sampai di Danau Segara Anak.
"Jalur pendakian dari Lombok Tengah itu relatif lebih cepat sampai ke danau karena jaraknya relatif pendek dibanding Sembalun, medan yang akan dilalui pendaki juga lebih landai," kata Lubis.
Dengan dibukanya jalur pendakian dari Desa Aik Berik, Lombok Tengah, maka jumlah jalur pendakian resmi ke Gunung Rinjani bertambah menjadi empat jalur, yakni jalur Desa Timbanuh, Kecamatan Pringgasela, dan jalur Desa Sembalun, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, serta jalur Desa Senaru, Kabupaten Lombok Utara.
Senin, 13 Juni 2016
DEFINISI PECINTA ALAM
DEFINISI PECINTA ALAM
Hasil kesepakatan rapat pleno
kongres 2 – th 2002, FK KBPA BR di Gn Manglayang
Setelah ….
berdiskusi ketat selama 3 hari 3 malam, di komisi D, dari pagi sampai subuh hari. Lalu definisi Pecinta Alam itu keluar sudah. Sebuah tonggak baru, yang sekaligus meningisi celah antara kode etik dan kelompok PA. Sebelumnya hal ini bermasalah, karena kode etiknya sudah ada, namun pelakunya tak jelas. Mirip kode etik kedokteran, tapi dokternya siapa tidak tahu. Harus jelas dulu siapa itu dokter, yang pasti bukan therapist, bukan dukun, bukan orang-pinter, bukan masseur, dll. Setelah jelas siapa dan bagaimana itu dokter, baru disusun kode etik nya.
Jikapun ada definisi, pasti bikinan orang lain, seperti lembaga / instansi / badan negara. Menurut dephut Pecinta alam adalah …., menurut dikbud , menurut anu ..anu dan anu. Kita habis didefinisikan orang lain, yang jangan kata ngerti dan faham, bahkan kenal juga tidak.
Sedangkan menurut kami ….
Bunyinya : “ Pecinta Alam adalah sekelompok manusia, yang bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, terdidik dan terlatih, serta bertanggung-jawab untuk menjaga dan memelihara Alam “.
Penjabaran sederhana, serta konsekwensi logisnya sbb :
1. SEKELOMPOK MANUSIA .
Dalam pengertian sebuah organisasi, dan bukan individu, melainkan kumpulan dari individu, yang disatukan oleh idealiasasi dan pemahaman yang sama. Kelompok ini mewakili sebuah tatanan nilai, atau sebuah kultur. Seperti orang sunda, orang jawa, orang batak, dll. Dimana konteks “orang” itu mencerminkan tatanan nilai kultural yang ada, dan bukan sekedar berkumpul. Dengan adanya organisasi, maka kontrol / pengendalian terhadap setiap individu anggota dapat diterapkan. Diantaranya kesepakatan adanya kode etik yang harus sama sama dijaga, mulai ditingkat organisasi atau komunitas secara keseluruhan, yaitu kode etik Pecinta Alam hasil rumusan pada Gladian IV -1974 di Makassar.
Konsekwensi : kegiatan dan eksistensi yang bersifat individual, tak bisa masuk.
2. YANG BERTAKWA PADA TUHAN YANG MAHA ESA.
Dalam hal ini konsep takwa, bukan sebatas “menjauhi apa yang dilarang Nya, dan melakukan apa yang disuruh Nya”, karena hal itu merupakan outputnya. Buya Hamka dalam tafsir Al Azhar, masuk pada tatanan yang lebih dalam lagi. Takwa adalah sebuah kondisi ketika manusia selalu memelihara hubungannya dengan Tuhan.
Dalam setiap konteks “memelihara” maka konsekwensi logisnya adalah adanya usaha untuk menguasai keilmuan, semata demi hubungan vertikalnya.
Memelihara ayam butuh ilmu ayam, memelihara balita butuh ilmu ttg anak. Bahkan memelihara perdamaian, kadang butuh ilmu perang dan senjata, sehingga tercipta détente, atau orang enggan menyerang lebih dahulu karena takut pada serangan balik. Contoh détente nuklir.
Konsekwensi : mereka yang enggan belajar keilmuan yang relevan, tidak masuk pada kriteria ini.
3. TERDIDIK DAN TERLATIH
Merupakan konsekwensi logis dari konsep Takwa diatas, yaitu mempelajari keilmuan. Dilaksanakan melalui sebuah sistem pendidikan dasar dan lanjutan yang bersifat sistemik. Meliputi aspek hardskills dan softskills. Penyatuan integratif antar elemen-elemen , Knowledge, Attitude, Skills , Habits, Tools dan Teamwork (KASH+2T). Semua itu dipraktekan dengan pendekatan latihan. Baik dengan metoda simulasi terbatas, untuk selanjutnya masuk kedalam metoda partisi patorik, atau “going into the object it self “. Biasanya dalam bentuk pengembaraan ke alam terbuka, atau mengikuti operasi2 SAR.
Konsekwensi : Mereka yang tidak mengikuti sistem pendidikan dan latihan berjenjang, tidak masuk pada kriteri ini.
4. BERTANGGUNG-JAWAB.
Tuhan tidak menciptakan kesia-siaan di alam semesta ini. Setiap eksisten / maujud, pasti mempunyai fungsi dan peran fitrah yang sudah ditetapkan pada dirinya. Seperti dalam konsep manajemen, yaitu adanya wewenang dan pendelegasian. Kemudian imbal baliknya / feed-back berupa laporan pertanggung-jawaban secara komprehensif, kepada pemegang otoritas, kepada publik, dan tentu pada sang Khalik.
Konsekwensi : mereka yang enggan diberi tanggung jawab, tidak masuk pada kriteria ini.
5. UNTUK MENJAGA DAN MEMELIHARA.
Menjaga tak ubahnya dengan meronda untuk menjaga rumah2 di kampung. Dilakukan disekeliling atau “diluar” rumah, umumnya oleh kaum lelaki. Intinya adalah menggunakan pendekatan kelelakian (machoisme) dengan metoda yang logis, rasional, reduksionis, parsiaslis dan analitatif.
Memelihara, layaknya ibu2 yang memelihara “didalam” rumah. Dengan melalui pendekatan keperempuanan (feminisme), dengan metoda yang mengedepankan aspek rasa, intuisi, integratif, sintesis dan ekologis.
Konsekwensi : mereka yang mengedepankan metoda “semau gue” , keluar dari kriteria ini.
6. ALAM.
Alam atau kosmos, diwilayah atom, molekul , sel , dll, bernama mikro kosmos. Sebaliknya tata surya, galaksi, cluster galaksi, ruang angkasa, dll. disebut makro kosmos. Manusia berada pada tataran yang ada ditengah nya, yaitu pada tataran “the complex cosmos”. Artinya jika ada usaha yang memisahkan antara manusia dan alam, jelas keliru. Manusia adalah sub-domain dari domain semesta alam secara keseluruhan, yang sama sekali tak dapat dipisahkan !!!.
Mencintai alam, harus mempunyai modal dan model. Tanpa pemodelan yang jelas, maka mecintai alam akan kehilangan arah tujuan. Pemodelan yang jelas itu adalah saat manusia mencintai dirinya terlebih dahulu. Cinta diri, akan menjadi modal dan model, untuk mencintai sesama, mencintai alam, bahkan mencintai Sang Pencipta.
Konsekwensi : mereka yang gemar untuk menganiaya diri, berlaku nekad dan sembrono, bertindak fatalis, yang bisa menyebabkan dirinya teraniaya dan celaka. Pergi dan beraktifitas sembarangan tanpa mengindahkan faktor keselamatan / safety prosedur dan enggan untuk menambah keilmuan, jelas tak masuk kedalam kriteria ini.
Saat satu saja kriteria ini dilanggar, maka konsep Pecinta Alam lepas dari dirinya.
Lalu seseorang disudut sana berseloroh ….
Waaah atuh kang, kalau begitu sempurna mah rasanya tak bakalan ada yang berani meng”klaim” bahwa dirinya Pecinta Alam, sesosok mahluk yang sempurna dan suci….
Kalau logika itu yang dipakai ….
Maka tak ada seorangpun yang berani mengklaim agama yang dianutnya. Shalat saya masih acak kadut, puasa saya masih belang betong, zakat saya masih kalau sempet, naik haji apalagi belum punya duitnya ….
Tapi saya berani mencantumkan di KTP, agama saya Islam, atau ada yang kristen, budha , hindu, dll. Bukan karena telah sempurna dalam beragama. Namun karena sebuah pemahaman, bahwa yang dinilai bukan pada hasil akhir (result) namun proses yang dijalaninya, dengan segenap tenaga dan kesungguhan yang dimilkinya.
Agama saja berani di klaim,
Apalagi pecinta alam, yang sekedar alat untuk mencapai tujuan
Yaitu, menjadi orang yang bermanfaat bagi diri dan sekelilingnya
Seraya menjadi bagian dari solusi dan problem solver
Ketimbang sekedar menjadi trouble maker.
Definis Pecinta Alam ….
Butuh waktu 5 menit untuk membacanya
Butuh 3 jam untuk menerangkannya
Namun percayalah,
Butuh seumur hidup ……
Untuk memahami keseluruhannya.
Yat Lessie.
Catatan:
Definisi PA ini, menjadi sandaran falsafah untuk Latber SAR yang akan datang.
Hasil kesepakatan rapat pleno
kongres 2 – th 2002, FK KBPA BR di Gn Manglayang
Setelah ….
berdiskusi ketat selama 3 hari 3 malam, di komisi D, dari pagi sampai subuh hari. Lalu definisi Pecinta Alam itu keluar sudah. Sebuah tonggak baru, yang sekaligus meningisi celah antara kode etik dan kelompok PA. Sebelumnya hal ini bermasalah, karena kode etiknya sudah ada, namun pelakunya tak jelas. Mirip kode etik kedokteran, tapi dokternya siapa tidak tahu. Harus jelas dulu siapa itu dokter, yang pasti bukan therapist, bukan dukun, bukan orang-pinter, bukan masseur, dll. Setelah jelas siapa dan bagaimana itu dokter, baru disusun kode etik nya.
Jikapun ada definisi, pasti bikinan orang lain, seperti lembaga / instansi / badan negara. Menurut dephut Pecinta alam adalah …., menurut dikbud , menurut anu ..anu dan anu. Kita habis didefinisikan orang lain, yang jangan kata ngerti dan faham, bahkan kenal juga tidak.
Sedangkan menurut kami ….
Bunyinya : “ Pecinta Alam adalah sekelompok manusia, yang bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, terdidik dan terlatih, serta bertanggung-jawab untuk menjaga dan memelihara Alam “.
Penjabaran sederhana, serta konsekwensi logisnya sbb :
1. SEKELOMPOK MANUSIA .
Dalam pengertian sebuah organisasi, dan bukan individu, melainkan kumpulan dari individu, yang disatukan oleh idealiasasi dan pemahaman yang sama. Kelompok ini mewakili sebuah tatanan nilai, atau sebuah kultur. Seperti orang sunda, orang jawa, orang batak, dll. Dimana konteks “orang” itu mencerminkan tatanan nilai kultural yang ada, dan bukan sekedar berkumpul. Dengan adanya organisasi, maka kontrol / pengendalian terhadap setiap individu anggota dapat diterapkan. Diantaranya kesepakatan adanya kode etik yang harus sama sama dijaga, mulai ditingkat organisasi atau komunitas secara keseluruhan, yaitu kode etik Pecinta Alam hasil rumusan pada Gladian IV -1974 di Makassar.
Konsekwensi : kegiatan dan eksistensi yang bersifat individual, tak bisa masuk.
2. YANG BERTAKWA PADA TUHAN YANG MAHA ESA.
Dalam hal ini konsep takwa, bukan sebatas “menjauhi apa yang dilarang Nya, dan melakukan apa yang disuruh Nya”, karena hal itu merupakan outputnya. Buya Hamka dalam tafsir Al Azhar, masuk pada tatanan yang lebih dalam lagi. Takwa adalah sebuah kondisi ketika manusia selalu memelihara hubungannya dengan Tuhan.
Dalam setiap konteks “memelihara” maka konsekwensi logisnya adalah adanya usaha untuk menguasai keilmuan, semata demi hubungan vertikalnya.
Memelihara ayam butuh ilmu ayam, memelihara balita butuh ilmu ttg anak. Bahkan memelihara perdamaian, kadang butuh ilmu perang dan senjata, sehingga tercipta détente, atau orang enggan menyerang lebih dahulu karena takut pada serangan balik. Contoh détente nuklir.
Konsekwensi : mereka yang enggan belajar keilmuan yang relevan, tidak masuk pada kriteria ini.
3. TERDIDIK DAN TERLATIH
Merupakan konsekwensi logis dari konsep Takwa diatas, yaitu mempelajari keilmuan. Dilaksanakan melalui sebuah sistem pendidikan dasar dan lanjutan yang bersifat sistemik. Meliputi aspek hardskills dan softskills. Penyatuan integratif antar elemen-elemen , Knowledge, Attitude, Skills , Habits, Tools dan Teamwork (KASH+2T). Semua itu dipraktekan dengan pendekatan latihan. Baik dengan metoda simulasi terbatas, untuk selanjutnya masuk kedalam metoda partisi patorik, atau “going into the object it self “. Biasanya dalam bentuk pengembaraan ke alam terbuka, atau mengikuti operasi2 SAR.
Konsekwensi : Mereka yang tidak mengikuti sistem pendidikan dan latihan berjenjang, tidak masuk pada kriteri ini.
4. BERTANGGUNG-JAWAB.
Tuhan tidak menciptakan kesia-siaan di alam semesta ini. Setiap eksisten / maujud, pasti mempunyai fungsi dan peran fitrah yang sudah ditetapkan pada dirinya. Seperti dalam konsep manajemen, yaitu adanya wewenang dan pendelegasian. Kemudian imbal baliknya / feed-back berupa laporan pertanggung-jawaban secara komprehensif, kepada pemegang otoritas, kepada publik, dan tentu pada sang Khalik.
Konsekwensi : mereka yang enggan diberi tanggung jawab, tidak masuk pada kriteria ini.
5. UNTUK MENJAGA DAN MEMELIHARA.
Menjaga tak ubahnya dengan meronda untuk menjaga rumah2 di kampung. Dilakukan disekeliling atau “diluar” rumah, umumnya oleh kaum lelaki. Intinya adalah menggunakan pendekatan kelelakian (machoisme) dengan metoda yang logis, rasional, reduksionis, parsiaslis dan analitatif.
Memelihara, layaknya ibu2 yang memelihara “didalam” rumah. Dengan melalui pendekatan keperempuanan (feminisme), dengan metoda yang mengedepankan aspek rasa, intuisi, integratif, sintesis dan ekologis.
Konsekwensi : mereka yang mengedepankan metoda “semau gue” , keluar dari kriteria ini.
6. ALAM.
Alam atau kosmos, diwilayah atom, molekul , sel , dll, bernama mikro kosmos. Sebaliknya tata surya, galaksi, cluster galaksi, ruang angkasa, dll. disebut makro kosmos. Manusia berada pada tataran yang ada ditengah nya, yaitu pada tataran “the complex cosmos”. Artinya jika ada usaha yang memisahkan antara manusia dan alam, jelas keliru. Manusia adalah sub-domain dari domain semesta alam secara keseluruhan, yang sama sekali tak dapat dipisahkan !!!.
Mencintai alam, harus mempunyai modal dan model. Tanpa pemodelan yang jelas, maka mecintai alam akan kehilangan arah tujuan. Pemodelan yang jelas itu adalah saat manusia mencintai dirinya terlebih dahulu. Cinta diri, akan menjadi modal dan model, untuk mencintai sesama, mencintai alam, bahkan mencintai Sang Pencipta.
Konsekwensi : mereka yang gemar untuk menganiaya diri, berlaku nekad dan sembrono, bertindak fatalis, yang bisa menyebabkan dirinya teraniaya dan celaka. Pergi dan beraktifitas sembarangan tanpa mengindahkan faktor keselamatan / safety prosedur dan enggan untuk menambah keilmuan, jelas tak masuk kedalam kriteria ini.
Saat satu saja kriteria ini dilanggar, maka konsep Pecinta Alam lepas dari dirinya.
Lalu seseorang disudut sana berseloroh ….
Waaah atuh kang, kalau begitu sempurna mah rasanya tak bakalan ada yang berani meng”klaim” bahwa dirinya Pecinta Alam, sesosok mahluk yang sempurna dan suci….
Kalau logika itu yang dipakai ….
Maka tak ada seorangpun yang berani mengklaim agama yang dianutnya. Shalat saya masih acak kadut, puasa saya masih belang betong, zakat saya masih kalau sempet, naik haji apalagi belum punya duitnya ….
Tapi saya berani mencantumkan di KTP, agama saya Islam, atau ada yang kristen, budha , hindu, dll. Bukan karena telah sempurna dalam beragama. Namun karena sebuah pemahaman, bahwa yang dinilai bukan pada hasil akhir (result) namun proses yang dijalaninya, dengan segenap tenaga dan kesungguhan yang dimilkinya.
Agama saja berani di klaim,
Apalagi pecinta alam, yang sekedar alat untuk mencapai tujuan
Yaitu, menjadi orang yang bermanfaat bagi diri dan sekelilingnya
Seraya menjadi bagian dari solusi dan problem solver
Ketimbang sekedar menjadi trouble maker.
Definis Pecinta Alam ….
Butuh waktu 5 menit untuk membacanya
Butuh 3 jam untuk menerangkannya
Namun percayalah,
Butuh seumur hidup ……
Untuk memahami keseluruhannya.
Yat Lessie.
Catatan:
Definisi PA ini, menjadi sandaran falsafah untuk Latber SAR yang akan datang.
DIKSAR KEGIATAN YANG MENGURAS EMOSI
KEGIATAN YANG PALING MENGURAS EMOSI ….
Kalau ditanya …Kegiatan mana ?
yang paling menguras emosi dalam organisasi ?, jawabannya adalah pendidikan dasar, alias penerimaan anggota baru. Bukan kegiatan prestatif semacam lomba kebut gunung Burangrang Mountain Race (BMR) yg berskala nasional. Bukan pula kegiatan sosial ekologis mirip JB – OSH. Bukan SAR , bahkan rescue sekelas tsunami di Aceh tempo hari. Tidak juga dengan model latihan gabungan antar organisasi.
Kalau ditanya …mengapa ?
Maka saya pribadi akan menjawab, …. Karena yang akan diajarkan bukan sebatas keahlian teknis semata ( technical expertize ), namun penurunan sebuah tata-nilai, sebuah belief system, yang telah mentradisi selama puluhan tahun. Sebuah proses yang sama sekali bukan instan. Kadang memakan waktu bertahun tahun, mulai dari saat pendaftaran sampai menjadi seseorang anggota dianggap “mampu”.
Apapun yang dijadikan dasar metoda, baik dengan cara dikdas model home-base (W) atau gaya mentoring (M), tujuan akhirnya akan sama. Menjadikan seorang anggota yang tidak saja mampu membuat program, namun juga mampu melaksanakannya dilapangan, sesuai dengan kaidah-kaidah standar keumuman dan keharusan, plus tata-nilai khas yang telah digariskan.
Jika kita kaji lebih jauh, usaha sistemik dimaksud , akan menjalani prosesi tahapan hierarkis sbb ( lihat gambar ) :
1. Tahap KLASIFIKASI bakat dan minat . Dalam pengertian penyaringan calon anggota di tahap awal. Baik secara sederhana atau yang lebih kompleks, sesuai dengan tingkat kebutuhan dan kemampuan tiap organisasi.
2. Tahap penyamaan PERSEPSI. Dalam tahapan ini mulai diperkenalkan kebiasaan, bahasa dan teori teknis , biasanya disebut sebagai ajang pra-diklat.
3. Tahap pembentukan KUALIFIKASI. Seluruh pemahaman teoretis dalam pra diklat dilaksanakan secara langsung di lapangan yang sesungguhnya. Metoda yang dilakukan bukan lagi simulasi, namun partisi patorik alias imersion learning atau “going in to the object it sef”. Hal ini merupakan keniscayaan, karena softskills akan mengambil peran yang lebih dominan. Penjabaran mudahnya, biasanya dalam bentuk pelaksanaan prosesi “gunung-hutan”, baik dengan cara home-base maupun flying-camp.
4. Tahap KOMPETENSI. Pada tahapan ini umumnya adalah untuk mentransformasikan keahlian lapangan ( kualifikasi ) kedalam bentuk dan manfaat yang lain. Pendekatan komparatif, atau validasi dari disiplin ilmu yang lain juga biasa digunakan. Umumnya diberikan saat masa bimbingan setelah tahap gunung-hutan.
5. Tahap penentuan POSISI. Ketika kualifikasi dan kompetensi dasar telah dimiliki, maka selanjutnya adalah tahap uji-coba yang dilakukan secara mandiri, tanpa bantuan atau mentoring dari senior. Dikenal dengan masa pengembaraan awal, dimana calon anggota mencoba menempatkan posisi-diri , dimata masyarakat yang dilalui / dikunjungi, dan sekaligus sebagai calon anggota dalam internal organisasi.
6. Tahap pembentukan VISI. Setelah pulang dari pengembaraan, tugas calon anggota adalah membuat laporan / makalah perjalanan. Isinya sesungguhnya adalah sebuah visi. Sebuah pandangan subjektif dari seseorang yang mengklaim sudah punya posisi, sehingga sah untuk memiliki penilaian atas sebuah kondisi dan realitas yang dihadapinya sepanjang perjalanan / pengembaraan.
7. Tahap penentuan MISI. Seluruh pandangan tadi (vision) harus dipertanggung-jawabkan dalam sejumlah rangkaian sidang. Bukan sebatas sudut pandang keilmuan, namun juga dari cara pandang nya (paradigma). Hal ini penting, karena cara pandang akan menjabarkan kepemilikan sebuah kultur baru, sesuai dengan belief-system komunitas yang dimasukinya. Dalam hal ini berupa “kontribusi dirinya dimasa depan” selaku Pecinta Alam. Akhir dari sidang umumnya berupa ketetapan organisasi yang menerimanya sebagai anggota baru, termasuk memiliki NRP. Di Jana Buana sidang NRP ini, biasa disebut sebagai sidang “kopi pahit”.
8. Tahap Rencana strategis / RENSTRA. Kontribusi diri, harus direncanakan dalam bentuk terukur, disesuaikan dengan masa-bakti seperti yang diharuskan oleh organisasinya. Setiap anggota baru, menyesuaikan diri dengan renstra organisasi agar bisa berjalan secara harmonis. Masa bakti, umumnya sekitar 3 tahun, merupakan usaha setiap anggota baru, untuk menetapkan kontribusi nyatanya selama periode tersebut.
9. Tahap rencana taktis / RENTAK. Penjadwalan kontribusi diri dalam rentang waktu yang lebih pendek, umumnya bersifat tahunan. Seperti mengikuti berbagai seminar, pengembaraan, latihan gabungan, pendidikan spesialisasi, dsb.
10. Tahap rencana teknis / RENTEK. Jangka waktu lebih pendek. Umumnya berdurasi 1 – 3 bulanan. Tentang rencana kerja yang akan diikutinya dalam bentuk program-program kerja.
11. Tahap Pembuatan PROGRAM nyata. Seluruh kontribusi diri dan organisasi, tak akan bermakna apa-apa jika tidak dijabarkan dalam bentuk program nyata. Masa bakti dituangkan dalam bentuk keikut sertaan dirinya dalam penyusunan dan perencanaan program-program, bersama dengan pengurus.
12. Tahap PELAKSANAAN program. Ikut serta dalam melakukan eksekusi program, dilapangan secara langsung. Hal ini akan menaikan derajat kemampuan diri dalam konteks kualifikasi maupun kompentensi diri.
Jadi jika kembali diurut kronologi sistem pendidikan dasar, intinya adalah kembali pada konteks “pemberdayaan manusia”, yang konsisten dengan nilai-nilai kultural yang telah menjadi tradisi yaitu human-value. Adapun metoda, materi ajar, sistem kurikulum, rambu-rambu, dll., adalah perangkat agar tujuan hakiki dari sistem pendidikan dan latihan dasar itu tercapai.
Satu hal yang sangat penting.
Bencana atau musibah, baik insiden maupun aksiden, umumnya terjadi karena sebuah sistem mengalami set-back. Sistem akan mengami set-back, jika sebuah atau beberapa urutan kronologis di lompati, lalu pada sebuah momen tertentu, sistem akan mundur kembali pada tahapan yang “bolong” tadi.
Persoalannya adalah, setiap sistem set-back akan memakan biaya,
dan yang paling berat tentu berupa “social-cost”,
yang bisa saja berupa materi,
bahkan nyawa ……
Konsekwensi ini,
yang membuat pendidikan dasar
Amat sangat menguras emosi
Kalau ditanya …Kegiatan mana ?
yang paling menguras emosi dalam organisasi ?, jawabannya adalah pendidikan dasar, alias penerimaan anggota baru. Bukan kegiatan prestatif semacam lomba kebut gunung Burangrang Mountain Race (BMR) yg berskala nasional. Bukan pula kegiatan sosial ekologis mirip JB – OSH. Bukan SAR , bahkan rescue sekelas tsunami di Aceh tempo hari. Tidak juga dengan model latihan gabungan antar organisasi.
Kalau ditanya …mengapa ?
Maka saya pribadi akan menjawab, …. Karena yang akan diajarkan bukan sebatas keahlian teknis semata ( technical expertize ), namun penurunan sebuah tata-nilai, sebuah belief system, yang telah mentradisi selama puluhan tahun. Sebuah proses yang sama sekali bukan instan. Kadang memakan waktu bertahun tahun, mulai dari saat pendaftaran sampai menjadi seseorang anggota dianggap “mampu”.
Apapun yang dijadikan dasar metoda, baik dengan cara dikdas model home-base (W) atau gaya mentoring (M), tujuan akhirnya akan sama. Menjadikan seorang anggota yang tidak saja mampu membuat program, namun juga mampu melaksanakannya dilapangan, sesuai dengan kaidah-kaidah standar keumuman dan keharusan, plus tata-nilai khas yang telah digariskan.
Jika kita kaji lebih jauh, usaha sistemik dimaksud , akan menjalani prosesi tahapan hierarkis sbb ( lihat gambar ) :
1. Tahap KLASIFIKASI bakat dan minat . Dalam pengertian penyaringan calon anggota di tahap awal. Baik secara sederhana atau yang lebih kompleks, sesuai dengan tingkat kebutuhan dan kemampuan tiap organisasi.
2. Tahap penyamaan PERSEPSI. Dalam tahapan ini mulai diperkenalkan kebiasaan, bahasa dan teori teknis , biasanya disebut sebagai ajang pra-diklat.
3. Tahap pembentukan KUALIFIKASI. Seluruh pemahaman teoretis dalam pra diklat dilaksanakan secara langsung di lapangan yang sesungguhnya. Metoda yang dilakukan bukan lagi simulasi, namun partisi patorik alias imersion learning atau “going in to the object it sef”. Hal ini merupakan keniscayaan, karena softskills akan mengambil peran yang lebih dominan. Penjabaran mudahnya, biasanya dalam bentuk pelaksanaan prosesi “gunung-hutan”, baik dengan cara home-base maupun flying-camp.
4. Tahap KOMPETENSI. Pada tahapan ini umumnya adalah untuk mentransformasikan keahlian lapangan ( kualifikasi ) kedalam bentuk dan manfaat yang lain. Pendekatan komparatif, atau validasi dari disiplin ilmu yang lain juga biasa digunakan. Umumnya diberikan saat masa bimbingan setelah tahap gunung-hutan.
5. Tahap penentuan POSISI. Ketika kualifikasi dan kompetensi dasar telah dimiliki, maka selanjutnya adalah tahap uji-coba yang dilakukan secara mandiri, tanpa bantuan atau mentoring dari senior. Dikenal dengan masa pengembaraan awal, dimana calon anggota mencoba menempatkan posisi-diri , dimata masyarakat yang dilalui / dikunjungi, dan sekaligus sebagai calon anggota dalam internal organisasi.
6. Tahap pembentukan VISI. Setelah pulang dari pengembaraan, tugas calon anggota adalah membuat laporan / makalah perjalanan. Isinya sesungguhnya adalah sebuah visi. Sebuah pandangan subjektif dari seseorang yang mengklaim sudah punya posisi, sehingga sah untuk memiliki penilaian atas sebuah kondisi dan realitas yang dihadapinya sepanjang perjalanan / pengembaraan.
7. Tahap penentuan MISI. Seluruh pandangan tadi (vision) harus dipertanggung-jawabkan dalam sejumlah rangkaian sidang. Bukan sebatas sudut pandang keilmuan, namun juga dari cara pandang nya (paradigma). Hal ini penting, karena cara pandang akan menjabarkan kepemilikan sebuah kultur baru, sesuai dengan belief-system komunitas yang dimasukinya. Dalam hal ini berupa “kontribusi dirinya dimasa depan” selaku Pecinta Alam. Akhir dari sidang umumnya berupa ketetapan organisasi yang menerimanya sebagai anggota baru, termasuk memiliki NRP. Di Jana Buana sidang NRP ini, biasa disebut sebagai sidang “kopi pahit”.
8. Tahap Rencana strategis / RENSTRA. Kontribusi diri, harus direncanakan dalam bentuk terukur, disesuaikan dengan masa-bakti seperti yang diharuskan oleh organisasinya. Setiap anggota baru, menyesuaikan diri dengan renstra organisasi agar bisa berjalan secara harmonis. Masa bakti, umumnya sekitar 3 tahun, merupakan usaha setiap anggota baru, untuk menetapkan kontribusi nyatanya selama periode tersebut.
9. Tahap rencana taktis / RENTAK. Penjadwalan kontribusi diri dalam rentang waktu yang lebih pendek, umumnya bersifat tahunan. Seperti mengikuti berbagai seminar, pengembaraan, latihan gabungan, pendidikan spesialisasi, dsb.
10. Tahap rencana teknis / RENTEK. Jangka waktu lebih pendek. Umumnya berdurasi 1 – 3 bulanan. Tentang rencana kerja yang akan diikutinya dalam bentuk program-program kerja.
11. Tahap Pembuatan PROGRAM nyata. Seluruh kontribusi diri dan organisasi, tak akan bermakna apa-apa jika tidak dijabarkan dalam bentuk program nyata. Masa bakti dituangkan dalam bentuk keikut sertaan dirinya dalam penyusunan dan perencanaan program-program, bersama dengan pengurus.
12. Tahap PELAKSANAAN program. Ikut serta dalam melakukan eksekusi program, dilapangan secara langsung. Hal ini akan menaikan derajat kemampuan diri dalam konteks kualifikasi maupun kompentensi diri.
Jadi jika kembali diurut kronologi sistem pendidikan dasar, intinya adalah kembali pada konteks “pemberdayaan manusia”, yang konsisten dengan nilai-nilai kultural yang telah menjadi tradisi yaitu human-value. Adapun metoda, materi ajar, sistem kurikulum, rambu-rambu, dll., adalah perangkat agar tujuan hakiki dari sistem pendidikan dan latihan dasar itu tercapai.
Satu hal yang sangat penting.
Bencana atau musibah, baik insiden maupun aksiden, umumnya terjadi karena sebuah sistem mengalami set-back. Sistem akan mengami set-back, jika sebuah atau beberapa urutan kronologis di lompati, lalu pada sebuah momen tertentu, sistem akan mundur kembali pada tahapan yang “bolong” tadi.
Persoalannya adalah, setiap sistem set-back akan memakan biaya,
dan yang paling berat tentu berupa “social-cost”,
yang bisa saja berupa materi,
bahkan nyawa ……
Konsekwensi ini,
yang membuat pendidikan dasar
Amat sangat menguras emosi
SEKOLAH GUNUNG
|| MASAK APA DI GUNUNG? ||
Sering saya bertemu dengan pendaki gunung yang membawa bekal 'apa adanya' dengan alasan kepraktisan seperti mi instan dan kacang hijau. Kakak saya saja mendaki arjuna dengan bekal mi instan dan bahkan tak bawa tenda. Cuma flying sheet atau ponco untuk bivak (tenda sederhana) saja. Walah..
Menurut saya, mendaki gunung memang harus sepraktis mungkin. Tapi bukan berarti minim persiapan dan membahayakan diri sendiri. Kalau kurang gizi, tenaga berjalannya dari mana? Pake batre gitu ya?
Syukurlah, selama saya naik gunung bersama teman-teman pecinta alam di kampus dulu tidak pernah kurang persiapan. Malah bisa dibilang cukup “mewah” meski dana terbatas. Bayangkan saja, waktu merayakan ulang tahun organisasi, kami naik Merbabu berbekal ayam berbumbu siap bakar lho! Hi hi hi!
Nah, mungkin saya bisa sedikit berbagi mengenai menu masakan di gunung dan apa saja yang bisa dibuat tanpa terlalu kepayahan membawanya.
Prinsip bahan makanan:
1. Tidak basah mentah.
Misalnya kalau bawa ayam, sudah diolah (bumbu+rebus) sebelum berangkat lalu dikemas layak (alumunium foil/plastik).
2. Sayuran tidak mudah busuk dan bisa divariasikan.
Paling gampang adalah wortel, kentang rendang (sudah dicuci bersih dan kering), kol, kubis, brokoli dan semacamnya. Tapi kadang bisa beruntung bertemu selada air di gunung yang memiliki sungai.
3. Bumbu instan atau bumbu utama praktis.
Sekarang mau masak apa saja sudah ada bumbu instannya, jadi praktis. Sop? Tinggal tambah kaldu instan. Tambahannya paling bawang (sudah dikupas), cabai (kalau niat bikin sambal), dan terasi (kalau mau). Bisa juga bawa sambal pecel atau sambal botolan. Bawa kecap manis favorit, bisa jadi “lauk” dadakan he he..
4. Bawa makanan kaleng “all-purpose”
Maksudnya sih, bawa yang bisa dipadukan menu sayuran atau bisa dicampurkan ke bahan lain dan harus disukai semua anggota. Contoh: kornet daging. Isinya banyak, bisa dicampur telur, dibuat nasi goreng, jadi isian roti tawar, dan banyak lagi.
Sekarang, menu apa saja yang bisa dibuat di gunung? Yang jelas harus memenuhi kecukupan gizi terutama karbohidrat untuk energi dan protein.
Selain itu, cukup membawa 1 jenis bahan yang bisa dikreasikan macam-macam. Misal, kalau tidak nasi (menanak beras), bisa diganti mi atau kentang rebus supaya tak perlu bawa semua jenis.
Menu:
– Capcay atau sop: cukup pakai wortel, kubis, bumbu instan, bawang.
– Pecel: cukup bawa tauge, sambal pecel
– Ikan asin goreng: bawa wajan kecil + minyak goreng dalam botol kecil cukup kok.
– Kerupuk. Siapa sih yang bisa menolak kerupuk?
– Tempe/tahu. Sebetulnya enak tempe, tapi panasnya suhu dan lama perjalanan yang tidak bisa ditebak bisa menyebabkan tempe cepat busuk. Caranya bisa digoreng asin biasa atau digoreng tepung.
– Fuyunghay: telur dikocok, dicampur daging atau sayuran. Sausnya cukup saus botolan dicampur sedikit maizena yang diencerkan air lalu didihkan bersama bawang bombay dan kacang kapri, tambahkan tomat.
– Sop jagung/kepiting/jamur, dsb. Sekarang banyak kemasan sop instan kental yang enak disantap panas-panas. Cukup tambahkan sayuran beku, potongan jamur atau kocokan telur untul memberi sensasi resto Sajikan dengan irisan cabai dan kecap asin atau lada.
– Roti bakar, nasi goreng (dari kegiatan masak semalam), sosis goreng, telur ceplok, susu cokelat dan menu sarapan lain yang pasti praktis dan lumayan enak.
– Ayam goreng/bakar. Bumbui ayam sebelumnya dan dalam keadaan matang (direbus). Jadi tinggal goreng/bakar saat sampai di pos kemping.
– Mie instan. Haram sih bawa mi untuk makanan utama, tapi dia berguna untuk kondisi lapar tak tertahankan dan bisa untuk campuran sayur jadi sop mi, mi goreng, magelangan, dst
– Jelly/agar. Bawa jelly instan, masak malam hari, biarkan di luar tenda (pasti dingin), lalu besoknya bisa jadi bekal tambahan.
Untuk bekal snack dan minuman, bisa juga bawa roti tawar, biskuit, sereal, susu atau cokelat untuk menangkal hawa dingin dan mengganjal perut selama di jalan.
Selamat bertualang dan masak-masak asik..
NAVIGATION BASIC KNOWLEDGE TENTANG ORIENTEERING
BUSHCRAFT INDONESIA | NAVIGATION BASIC KNOWLEDGE
TENTANG ORIENTEERING
Orienteering adalah olah raga yang mana seorang orienteer (pelaku orienteering) menggunakan peta dan kompas dengan tepat dan akurat untuk menemukan titik di permukaan bumi. Hal ini menjadi suatu kenikmatan jika dilakukan di hutan atau sebagai olahraga yang dilombakan.
Standar jalur orienteering terdiri dari start, rangkaian dari titik kontrol yang ditandai dengan lingkaran, dihubungkan oleh garis dan angka agar didatangi oleh peserta, dan finish. Lingkaran pada titik kontrol terletak di tengah tempat yang akan ditemukan; atau disebut juga deskripsi kontrol (kadangkala disebut petunjuk). Di atas tanah, bendera kontrol menandakan lokasi dimana orienteer harus mendatangi lokasi tersebut.
Untuk membuktikan telah datang, seorang orienteer menggunakan "punches" / alat pelubang kertas atau stempel yang tergantung dekat bendera untuk menandai kartu kontrol yang dibawanya.Tanda pelubang tidak sama pada tiap titik kontrol untuk membedakan titik kontrol satu dengan lain.
Jalur antara "control" tidak selalu spesifik, dan ini keseluruhannya tergantung kepada orienteer, pemilihan rute yang tepat dan kemampuan navigasi adalah esensi utama dari orienteering.
Banyak kegiatan orienteering menggunakan titik start yang sama dengan finish untuk memastikan bahwa tiap orienteer mempunyai kesempatan untuk memilih rute mereka sendiri, dengan batasan waktu yang telah ditentukan.
PETA ORIENTEERING
Meskipun mungkin untuk melakukan orienteering dengan sembarang peta, tetapi akan lebih mudah lagi jika menggunakan peta yang khusus untuk orienteering. Selain petanya akurat dan detil, peta tersebut disiapkan dengan skala manusia, daerah-daerah dan perkembangan wilayah dipetakan sehingga apa yang nampak di peta adalah hasil dari pembangunan manusia, dan perluasan wilayah berlangsung dengan cepat.
Peta orienteering berkembang dengan cepat kurang lebih 50 tahun yang lalu. Pada tahun 1940an, kegiatan orienteering di Skandinavia menggunakan peta 1 : 100.000 (1 cm : 1 Km), menggunakan peta terbitan pemerintah, kadang hitam putih dan tanpa garis kontur untuk menampilkan bentuk dari daratan. Dewasa ini, banyak kegiatan orienteering dilaksanakan dengan peta 5 warna yang memakai interval kontur 5 meter dan memakai skala 1 : 10.000 (1 : 100 meter).
Banyak ciri-ciri peta orienteering yang berhubungan dengan peta untuk mendaki gunung dan peta yang digunakan umumnya yang dibuat oleh pemerintah. Bagaimanapun, satu gambaran dari peta orienteering yang spesifik adalah : garis utara peta. Garis utara peta adalah garis lurus / sejajar yang membujur dari selatan magnetis ke utara magnetis, dan membentang pada permukaan peta.
UTARA PADA PETA ORIENTEERING BERBEDA DENGAN UTARA SEJATI
Pada beberapa tempat di dunia, sudut antara utara magnetis dan utara sejati (deklinasi) sangatlah besar. Dan alasan orienteer menggunakan kompas untuk menentukan arah mereka sendiri yaitu arah utara magnetis (bukan utara sejati), ini menjadi standar untuk garis patokan pada peta sehingga mudah untuk menentukan sudut pada kompas.
TENTANG ORIENTEERING
Orienteering adalah olah raga yang mana seorang orienteer (pelaku orienteering) menggunakan peta dan kompas dengan tepat dan akurat untuk menemukan titik di permukaan bumi. Hal ini menjadi suatu kenikmatan jika dilakukan di hutan atau sebagai olahraga yang dilombakan.
Standar jalur orienteering terdiri dari start, rangkaian dari titik kontrol yang ditandai dengan lingkaran, dihubungkan oleh garis dan angka agar didatangi oleh peserta, dan finish. Lingkaran pada titik kontrol terletak di tengah tempat yang akan ditemukan; atau disebut juga deskripsi kontrol (kadangkala disebut petunjuk). Di atas tanah, bendera kontrol menandakan lokasi dimana orienteer harus mendatangi lokasi tersebut.
Untuk membuktikan telah datang, seorang orienteer menggunakan "punches" / alat pelubang kertas atau stempel yang tergantung dekat bendera untuk menandai kartu kontrol yang dibawanya.Tanda pelubang tidak sama pada tiap titik kontrol untuk membedakan titik kontrol satu dengan lain.
Jalur antara "control" tidak selalu spesifik, dan ini keseluruhannya tergantung kepada orienteer, pemilihan rute yang tepat dan kemampuan navigasi adalah esensi utama dari orienteering.
Banyak kegiatan orienteering menggunakan titik start yang sama dengan finish untuk memastikan bahwa tiap orienteer mempunyai kesempatan untuk memilih rute mereka sendiri, dengan batasan waktu yang telah ditentukan.
PETA ORIENTEERING
Meskipun mungkin untuk melakukan orienteering dengan sembarang peta, tetapi akan lebih mudah lagi jika menggunakan peta yang khusus untuk orienteering. Selain petanya akurat dan detil, peta tersebut disiapkan dengan skala manusia, daerah-daerah dan perkembangan wilayah dipetakan sehingga apa yang nampak di peta adalah hasil dari pembangunan manusia, dan perluasan wilayah berlangsung dengan cepat.
Peta orienteering berkembang dengan cepat kurang lebih 50 tahun yang lalu. Pada tahun 1940an, kegiatan orienteering di Skandinavia menggunakan peta 1 : 100.000 (1 cm : 1 Km), menggunakan peta terbitan pemerintah, kadang hitam putih dan tanpa garis kontur untuk menampilkan bentuk dari daratan. Dewasa ini, banyak kegiatan orienteering dilaksanakan dengan peta 5 warna yang memakai interval kontur 5 meter dan memakai skala 1 : 10.000 (1 : 100 meter).
Banyak ciri-ciri peta orienteering yang berhubungan dengan peta untuk mendaki gunung dan peta yang digunakan umumnya yang dibuat oleh pemerintah. Bagaimanapun, satu gambaran dari peta orienteering yang spesifik adalah : garis utara peta. Garis utara peta adalah garis lurus / sejajar yang membujur dari selatan magnetis ke utara magnetis, dan membentang pada permukaan peta.
UTARA PADA PETA ORIENTEERING BERBEDA DENGAN UTARA SEJATI
Pada beberapa tempat di dunia, sudut antara utara magnetis dan utara sejati (deklinasi) sangatlah besar. Dan alasan orienteer menggunakan kompas untuk menentukan arah mereka sendiri yaitu arah utara magnetis (bukan utara sejati), ini menjadi standar untuk garis patokan pada peta sehingga mudah untuk menentukan sudut pada kompas.
DAMPAK MIE INSTAN BAGI PENDAKI
nih bagi kaka" yang suka mendaki , ataupun yang suka melakukan perjalanan jauh, jangan lupa baca artikel di bawah ini dan.... jangan hiraukan hal yang kiranya aman" saja tapi gatau dampak kedepannya.. monggoo...
Mie instan bukan untuk bekal naik gunung yang kegiatannya sampai berhari-hari
Mi instan sangat cepat menarik cairan tubuh. Padahal, pendaki gunung harus mengirit air yang ada di dalam tubuhnya. Akibat kekurangan cairan, pendaki kerap menjadi kehilangan cara berpikir dan salah mengambil keputusan hingga menyebabkan pendaki-pendaki tersesat. Produk mi instan memang tidak salah, tetapi manusia dalam hal ini pendaki gunung sendirilah yang salah memanfaatkan produk tersebut : (dokter Chicho - ahli bedah mayat)
Karena asyiknya bergelut dengan masalah kecelakaan gunung ini, dokter yang kelahiran Jakarta ini mengatakan, siapa pun akan mengakui bahwa tim Search and Rescue (SAR) Indonesia punya kemampuan menemukan korban-korban di gunung, baik yang masih hidup maupun yang tewas. Namun, setelah korban ditemukan, mereka bingung menghadapi korban ini. Bahkan, luka-luka pun sering diabaikan.
KEPADA para pendaki Indonesia, Cico yang baru saja merampungkan pelatihan di Miami, Amerika Serikat, untuk membuat standardisasi pertolongan pertama kecelakaan gunung ini kerap mengingatkan, jika tersesat di gunung, yang dibutuhkan bukan hanya makanan, tetapi juga KETENANGAN, PERTIMBANGKAN STAMINA, dan BERFIKIR JERNIH.
Cico menjelaskan, kita boleh nyasar, sebab dengan tersesat akan menambah pengalaman. Lalu, menembus jalan sesat itu harus dilakukan, sebab kita mempunyai pengetahuan dan keterampilan. Namun, mati jangan sampai, sebelum kita memanfaatkan akal pengetahuan dan keterampilan kita. “Jadi, begitu hilang, pendaki gunung seharusnya memiliki tekad dasar berupa kemauan untuk hidup, bukan sekadar tekad bagaimana meloloskan diri dari lubang ketersesatan,” ujarnya.
Ia mencatat, hampir 80 persen pencinta alam mati di gunung dalam posisi istirahat. Karena sewaktu lelah, pendaki itu tidur dengan badan yang tidak terisolasi dan cuaca sekeliling lebih rendah. Akhirnya, cuaca itu mempengaruhi suhu tubuh hingga menyebabkan tingkat kesadaran menurun drastis. Lalu, beristirahat selamanya. Mati.
Kelemahan pendaki gunung Indonesia adalah sikap kurang koreksi diri terhadap kecelakaan sekecil apa pun. Mereka sering memandang diri sebagai orang kuat. Contoh paling gampang, kalau kita bermain di air. Sejago apa pun kita berenang, alat pelindung tetap harus digunakan. Begitu pula pendaki yang kerap naik-turun gunung. “Matinya sepele, akibat lelah, dia nyasar sampai kedinginan,” ujar pengamat kecelakaan gunung ini. Model yang kerap dipakai, jelasnya, adalah jika cedera, kita masih mengatakan untung tidak mati.
SEKITAR 90 persen, kata Cico, kecelakaan gunung itu disebabkan oleh kurangnya sikap antisipasi pendaki. Sebagai kaum muda, kita sulit membedakan antara antusiasme dan keselamatan. Kedua faktor ini memiliki garis tipis sekali. Antusias berarti keinginan melakukan kegiatan di alam bebas, tanpa memperhatikan lagi faktor keselamatan. Sedangkan, keselamatan jiwa yang seharusnya diperjuangkan dalam kegiatan pendakian justru dianggap remeh.
Hal itu pun dialaminya sendiri, ketika Cico dinyatakan hilang sedikitnya tiga kali berturut-turut di gunung yang berbeda di Jawa Tengah. “Setahun sekali hilang,” ujar Cico, yang baru saja mengadakan studi banding di negara-negara ASEAN.
Tahun 1977, Cico dinyatakan hilang di Gunung Ungaran. Gara-gara ingin mencari air untuk menolong teman-temannya, Cico yang waktu itu juga sudah merasa lelah, tiba-tiba terpeleset hingga terperosok ke jurang. “Untung, waktu itu nyangsang di pepohonan, meskipun sempat tidak sadarkan diri,” kenang Cico, begitu sadar dan beristirahat sebentar, Cico berhasil menemukan senternya.
Dia ingat teori pendakian yang diajarkan di kampus. Ia tidak lekas turun, melainkan kembali mendaki untuk mencari tanah lapang agar mudah memperoleh orientasi langkah selanjutnya. Kemudian, nyala lampu senternya “dimainkan” untuk menunjukkan kepada penduduk sekitar bahwa dirinya butuh pertolongan. Lagi-lagi dia beruntung. Sewaktu mengirim sinyal lampu senter, rombongan Pramuka mampu membacanya dan segera memberikan pertolongan. “Maka selamatlah saya,” ujarnya.
Pada tahun 1978, Cico pun hilang selama lima hari di Gunung Sumbing. Waktu itu, Cico bersama kawan-kawannya naik dari daerah Garum dan berencana turun melalui Bangsri. Sebagai pemula, ia mengakui, kehilangannya itu akibat ulahnya sendiri. Ia tersesat sendirian ketika hendak menyusul kawan-kawannya yang sudah mendaki lebih dulu.
Karena sendirian, kata Cico, bekal makanan diirit-irit dalam pendakian itu. “Saya hanya makan pakis, umbi-umbian, dan akar alang-alang. Minumnya, saya menggunakan kain kasa steril dan sapu tangan yang sudah diletakkan di atas rerumputan,” jelas Cico. Namun, ia tak lupa meninggalkan tanda-tanda dengan menggunakan batu atau tumbuh-tumbuhan setiap melalui jalan pendakian itu. Harapannya, ada tim SAR atau orang yang tetap mencarinya.
Tahun berikutnya, Cico hilang di Gunung Ciremai selama tiga hari tiga malam. Waktu itu, Cico mendaki bersama empat kawannya. Usai pendakian, mereka tersesat. Cico mengingatkan, sebaiknya kita kembali naik, agar bisa memiliki orientasi lapangan. “Tetapi, teman-teman saya bilang, ah… tanggung, kita jalan turun terus saja. Jalan menurun itu pasti ke desa,” kata Cico menirukan omongan teman-temannya. Ternyata, betul dugaan Cico. Jalan menurun belum tentu menuju desa, tetapi justru menyebabkan kita terjebak di lembah. Mereka tersesat di lembah tak berujung yang sulit untuk melakukan orientasi.
Karena sudah larut malam, mereka pun akhirnya mendekam di lembah itu. Pagi harinya, mereka kembali mendaki untuk mencari dataran tinggi. Dari sanalah, Cico melihat petak sawah yang tentu mengindikasikan adanya kehidupan. Lalu, ia mengukur dengan kompas dan alat pengukur ketinggian seadanya, barulah melangkah.
dokter Chichodokter Chicho
Menjadi seorang survivor dan bertahan hidup di hutan serta mengolah makanan apa adanya adalah hal yang harus dilakukan hingga tim penolong datang menjemput. Berikut tips yang harus KITA lakukan saat tersesat di gunung :
A. Sit (Duduk)
Seorang pendaki tentu akan merasa panik saat mengetahui dirinya tersesat dan tak tahu jalur pendakian. Kondisi ini biasa dirasakan saat hari mulai gelap dan muncul keputusasaan untuk mencari jalur awal pendakian. Berpikirlah secara tenang dan istirahatkan tubuh anda dengan cara duduk atau makan dan minum.
B. Thinking (Berfikir)
Berfikir jernih sangat diperlukan untuk menyelamatkan diri anda ataupun tim agar dapat meloloskan diri dari jalur yang salah. Coba fikirkan apa yang menyebabkan anda tersesat serta hindari segala keegoisan dan keapatisan terutama saat berada dalam tim.
C. Observe (Observasi)
Lakukan observasi di daerah sekitar serta Periksa persediaan makanan dan air yang ada serta perhitungkan secara matang untuk bisa digunakan bertahan. Kondisi tubuh dan tim juga harus dipertimbangkan sebaik mungkin.
D. Planning (Perencanaan)
Atur rencana dan Pertimbangkan secara matang agar tidak terjadi kesalahan dan berpengaruh pada keselamatan anda ataupun tim.
E. Terus naik menuju ke atas (dataran tinggi)
Gunung memiliki bagian atas yang lebih sempit dibandingkan di bawah. Sehingga bila anda tersesat dan terus naik ke atas, daerah akan semakin sempit sehingga mempermudah pencarian jalur yang benar. Semua jalur pendakian akan bertemu di puncak sehingga dapat menemukan jalur yang anda inginkan untuk turun.
F. Gunakan penanda
Pasanglah tanda dipersimpangan yang membingungkan. Jadi, Jika ternyata jalur yang anda pilih salah maka anda dapat kembali ke persimpangan awal dengan berpatokan pada tanda-tanda yang tadi sudah anda pasang. Hal ini untuk mencegah agar anda tidak “tersesat setelah tersesat”.
G. Berhati-hatilah saat turun dari puncak
Saat turun dari puncak, tetap jaga kebersamaan dan jarak dengan teman anda. Perbedaan jarak bisa berubah menjadi malapetaka jika kita tidak berhati-hati saat turun dari puncak. kabut tebal tiba-tiba muncul dan menutup jarak pandang. Jangan sampai salah mengambil jalur. Jika anda menyimpang sekian derajat dari jalur yang benar dan terus bergerak lurus turun dari puncak, penyimpangan tersebut akan semakin besar.
H. Niat dan berdo'a untuk bertahan hidup
Ketika tersesat, jangan memaksakan diri untuk menemukan jalur yang benar, khususnya ketika hari menjelang gelap. Gunakan waktu malam untuk beristirahat.
OK.. sekarang udah tau doong.. gmn dampak dari mie instan.. SALAM LESTARI..
PENELUSURAN GUA (CAVING)
PENELUSURAN GUA (CAVING)
oke.... SALAM LESTARI KAKAK".. kali ini SAC GROBOGAN akan memberi materi tentang CAVING atau juga SUSUR GOWA , monggo di baca dulu..
PENDAHULUAN
Gua adalah bentuk alam yang tidak berdiri sendiri, tetapi terdapat struktur alam yang melingkupinya, ilmu yang mempelajari hal tersebut adalah Speleologi. Speleologi diambil dari kata yunani ; yakni, SPELION yang berarti gua, dan LOGOS yang berarti ilmu. Jadi Speleologi adalah ilmu yang mempelajari gua dan lingkungan. Lingkungan tersebut dapat berupa batu gamping, batu pasir, aliran lava yang membeku, batu garam, batu gips, gletser,es, dsb.
Sejak beberapa ratus tahun yang lalu gua telah di selidiki, terutama di Jerman dan Prancis, namun baru pertengahan abad ke-19 dijadikan obyek yang serius yang lebih di kenal dengan nama speleologi.
SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA
Manusia mulai menelusuri gua sejak 200 tahun yang lalu. Eksplorasi pertama yang tercatat dalam sejarah oleh Louis Marsalliers dengan meneruni gua vertical Fairies di Languedoc, Prancis pada tanggal 15 juli 1780. Kemudian pada tanggal 27 juli 1888 Eduard Alfred martel, ahli hukum dari Paris mengikuti jejak Marselliers. Namun kali ini direncanakan lebih matang dengan menggunakan peralatan yang lebih lengkap, diantaranya perahu kanvas, katrol, tangga gantung. Bahkan telepon digunakanya dalam tanah. Usaha ini dianggap revolusi di dalam bidang penelusuran gua, sehingga ia di sebut Bapak Speleologi modern.
Dapat dimengerti bahwa dunia gelap abadi yang penuh bahaya, seram dan asing, didukung dengan gemerciknya air, gema suara dan jatuhnya batu-batuan, gemuruhnya air terjun yang tidak terlihat, menganganya lantai yang menjadi jurang yang tidak terukur dalamnya, menyempitnya lorong secara mendadak, semua ini akan menimbulkan pengaruh emosional yang kuat bagi penjelajah gua yang awam, di zaman modern sekalipun. Tapi mengapa penelusuran gua yang mereka masuki tidak ada ujungnya ? Mengharap belokan yang mereka masuki belum pernah di lihat orang sebelumnya. Itulah kepuasaan yang tidak terjawab bila lampu yang di bawanya menyoroti teka-teki alam gelap yang menakjubkan.
SEJARAH PERKEMBANGAN SPELEOLOGI DI INDONESIA
Di Indonesia speleologi relative sangat mudah dibandingkan dengan science yang lain. Dan juga merupakan kegiatan alam yang masih baru, jika di bandingkan dengan kegiatan petualangan yang lain. Speleologi baru berkembang sejak tahun 1980-an, dengan berdirinya sebuah klub dengan nama “ SPECAVINA “ yang didirikan oleh NORMAN EDWIN (alm) dan Dr. R.K.T. Ko Ketua HIKESPI sekarang. Namun karena ada perbedaan prinsip dari keduanya maka terpecah menjadi himpunsan yang berbeda aliran :
Norman Edwin mendirikan klub yang di beri nama “ GARBA BUMI “. Klub yang didirikan Norman Edwin berkiblat ke Petualngan, olah raga, publikasi. Garba Bumi berpusat di Jakarta.
Dr.R.K.T. Ko pada tahun 1984 mendirikan dengan sifat yang berbeda, yang merupakan satu Himpunan yang bernama “ Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia (HIKESPI) “. Himpunan ini bertujuan : ilmiah, penelitian, konservasi, dll. HIKESPI berpusat di Cisarua Bogor.
Dalam perkembanganya Ilmu Speleologi memiliki hubungan yang erat dengan ilmu-ilmu yang lain diantaranya :
- Geomorfologi
- Klimatologi
- Hidrologi
- Geologi
- Biologi
- Antropolgi
- Arkheologi
- Palentologi.
PERMINTAKAT GUA
Berdasrakan intensitas cahaya, morfologi gua, dan kedalamannya, gua di bagi menjadi 4 mintakan /zona/daerah, yaitu :
1. Mintakat/zona terang, terdapat di mulut gua.
2. Mintakat/ zone senja (twiligt zone), dengan ciri-cirinya :
- Cahaya remang
- Suhu berfluktuasi
3. Mintakat peralihan, dengan ciri-cirinya :
- Gelap
- Suhu berfluktuasi
4. Mintakat gelap abadi, ciri-cirinya :
- Gelap total
- Suhu constant.
- Kelembaban constant.
Lingkungan inipun bagi organisme gua masih di stratifikasikn secara vertical menjadi :
- Lantai gua
- Dinding gua
- Atap gua.
Jenis organisme di kategorikan bersifat sesuai media hidupnya, yang tergolong :
- Organisme avia fauna : Paling leluasa berpindah tempat
- Organisme aqua fauna : Masih dapat berpindah tempat secara leluasa, terutama bila gua tersebut di jumpai adanya aliran air, atau saat dilanda banjir.
- Organisme Terestrial fauna : Paling terikat habitatnya karena dibatasi oleh lantai, dinding, atap gua juga genangan air.
Pembagian ini sangat penting bagi para peminat biospeologi karena artinya mengungkapkan tabir system ekologi yang berlaku bagi organisme itu.
TEKNIK DALAM PENELUSURAN GUA
1. Gua Horisontal
Medan pada gua horizontal sangat bervariasi, mulai dari lorong kering yang sangat mudah ditelusuri, sampai dengan lorong yang sangat membutuhkan teknik yang khusus untuk dapat melewatinya.
Lumpur
Lorong yang berlumpur dapat dilewati dengan mudah kalau Lumpur tersebut tidak terlalu tebal, tetapi dalam ketinggian Lumpur sampai di lutut atau bahkan sampai setinggi perut kita tidak dapat dengan mudah melaluinya, kita harus dapat bergerak seperti berenang. Dengan posisi ini kita akan lebih mudah bergerak dan menghemat tenaga.
Air.
Untuk lorong yang berair kita harus mengetahui seberapa dalam airnya. Kadang kita harus berenang di dalam gua. Yang harus diingat berenang di dalam gua sangat berbeda dengan berenang di kolam renang, Karena di dalam gua kita menggunakan pakaian lengkap dengan sepatu lapangan bahkan kadang kala kita harus membawa perlengkapan seberat 10 kg.
Dalam kondisi ini pemakaian pelampung sangat berguna, selain untuk menghemat tenga juga memudahkan dalam bergerak. Untuk gua yang airnya sangat panjang, melewatinya dapat di gunakan perahu karet. Ada lagi lorong yang hampir di penuhi dengan air, hanya sedikit ruangan yang tersisa. Untuk melewati lorong seperti ini kita harus melakukan DUCKING yaitu kepala mengadap ke atas (tengadah keatap). Kadang–kadang kita melakukan ducking ini sambil jongkok bahkan dengan berbaring, apabila badan kita tidak dapat masuk seluruhnya.
Climbing
Dalam suatu penelusuran gua terkadang kita menjumpai air terjun ataupun lorong lain yang terletak di atas. Untuk dapat melanjutkan penelusuran kita harus memanjat, seperti menggunakan pengaman sisip, bor tebing untuk pemasangan lintasan.
Gua Tertutup Air.
Satu-satunya cara untuk melewati Sump adalah dengan melakukan diving (selam), dengan set diving atau free diving.
2. Gua Vertikal
BiasTanya untuk penelusuran gua vertical digunakan system SRT. SRT (Single Rope ecnique) yaitu teknik untuk melintasi lintasan vertical yang berupa satu lintasan tali. Teknik ini mengutamakan keselamatan dan kenyamanan saat melintasi tali.
Ada beberapa macam system SRT yang biasa digunakan orang :
1. Texas system
Menggunakan 2 hand Ascender yang dihubungkan dengan Cowstail yang ujung pendek di posisi bawah di tambah foot loop, sedangkan yang lain dilewatkan ke dalam penyambung chest harness dan dipegang tangan.
2. Frog Rig System
Sistem ini sering di sebut dengan sit and stand system, karena saat meniti tali digerakan seperti orang berdiri lalu duduk, sampai saat ini cara ini paling banyak digunakan karena kenyamanan, keamanan dan kecepatan.
Selain system tersebut masih ada lagi system yang lain, seperti :
- System Rope Walker
- Michele System
- Floting cam Sistem
- Jummar system
Lintasan Vertikal
Ada beberapa macam variasi lintasan yang dapat kita temui :
1. Intermediate
Lintasan ini bertujuan untuk menghindari friksi pada dinding gua dengan membuat anchor pada titik gesekan. Dengan kata lain intermediate adalah stasiun tali utama yang kedua. Karena kita tidak mungkin melakukan ascending, yang dikawatirkan tali utama akan mengalami friksi yang sangat, dengan dinding gua. Berarti disini kita akan pindah lintasan ke tali utama yang kedua.
Caranya seperti berikut.
1. Pasang Cowstail pendek pada anchor, pada saat posisi descender sejajar dengan anchor.
2. Turunkan lagi sampai beban badan ada pada cowstail pendek.
3. Pasang cowstail pada hanging belay, buka ascender yang sudah bebas beban.
4. Pasang tali bawah pada descender, jangan lupa membuat posisi terkunci pada descender.
5. Buka cowstail pendek, caranya dengan berdiri pada foot loop.
6. Buka kunci dan lanjutkan Ascending.
2. Deviasi
Lintasan ini juga untuk menghindari friksi tali dengan dinding gua dengan menarik tali ke arah luar dari titik gesekannya.
Deviasi berfungsi hampir sama dengan intermediate, hanya dalam deviasi tidak bisa di kenakan beban tubuh kita, karena hanya berfungsi sebagai pengaman tali agar tidak friksi dengan dinding gua. Adapun teknik descending adalah sebagai berikut :
- Kunci descender pada saat descender menekan runner.
- Pasang Cowstail pada runner.
- Buka runner dan pasang di atas descendeer dan lanjutkan dengan ascending.
3. Lintasan Sambungan Tali
Rintangan ini berupa simpul yang menyambung 2 buah tali pada satu lintasan vertical.
Hal ini sering kali kita jumpai pada saat melakukan penelusuran gua bila tali utama tidak cukup sampai ke dasar, kita harus menyambung tali. Cara ascending melalui sambungan tali adalah sebagai berikut :
1. Pasang Cowstail pada safety loop figure of eight knot.
2. Pindahkan foot loop Jummar ke tali atas sambungan.
3. Buka descender dan pasang tali bawah ke descender dan buat poisi mengunci.
4. Buka croll dengan bantuan foot loop.
5. Lanjutkan dengan descending setelah melepas Cowstail dan foot Loop jummar
PERALATAN PENELUSURAN GUA
Peralatan Pribadi (Personal Equipment)
Adapun yang termasuk peralatan pribadi adalah :
1. Helm Speleo
Helm ini dirancang mampu menahan jatuhan dari berbagai sisi tertentu dan ketinggian tertentu. Pada bagian depan terdapat tambahan peralatan yang berfungsi sebagai alat penerangan.
2. Boom (Generator Karbit/Lampu Karbit)
Alat yang berupa tabung yang dihubungkan ke helm. Terdiri dari 2 bagian, tabung atas berguna untuk menampung air, yang dilengkapi dengan regulator, saluran gas dan tempat pengisian air. Tabung bawah di gunakan untuk mengisi karbit.
3. Alat Penerangan
- Elektrik : senter, head lamp
- Non Elektrik : karbit, lilin.
4. Cover All (Baju Lapangan).
Adalah sebuah pakaina khusus untuk penelusuran gua. Pakaian ini pada bagian atas dan bawah tersambung, bagian atas berlengan panjang. Terbuat dari parasut yang tidak terlalu tebal dengan bagian yang sering mendapatkan gesekan di buat dengan bahan yang lebih tebal.
5. Sepatu
Sepatu yang biasa digunakan adalah sepatu karet dan sepatu yang biasa digunakan oleh militer.
6. Sarung Tangan
Berfungsi untuk melindungi tangan dari panas karena gesekan tali, maupun dari gesekan dinding gua yang tajam dan kasar.
7. Pelampung
Digunakan pada penelusuran gua-gua berair.
8. Masker
Digunakan untuk menghindari/mengurangi terhirupnya gas-gas dan bahan-bahan beracun yang kita temui di dalam gua.
9. Peralatan SRT
Peralatan ini menjadi peralatan pribadi untuk efisiensi tenaga dan efektifitas penelusuran, Karena beberapa peralatan harus disesuiakan dengan ukuran tubuh kita. Dalam satu set SRT terdiri dari :
10. Seat Harness
Digunakan untuk mengikat tubuh yang dipasang pada pinggang dan paha anda
11. Ascender
Digunakan untuk naik atau memanjat lintasan tali. Dibedakan menjadi hand ascender, dipegang tangan dan chest ascender diikatkan di dada. Macamnya :
- Hand jummar
- Croll
- Basic jummar
- Jumar
12. Descender
Digunakan untuk menuruni lintasan tali. Macamnya :
- Capstand, terdiri dari dua jenis, yaitu ; simple stop (bobbin/non auto stop) dan auto stop.
- Racks, ada dua model, yaitu open dan close racks.
- Figure Of Eight.
- Millon Rapid (MR), ada 3 macam, yaitu :
- Delta MR, digunakan untuk menyambung 2 seat harness.
- Semi Circular MR, digunakan untuk menyambung seat harness.
- Oval MR, digunakan untuk menyambung chest ascender dengan delta MR atau semi circular MR.
- Chest Harnest. Digunakan untuk mengikatkan seat harness dengan dada.
- Cowstail. Dibuat dengan tali dinamik yang disimpul dengan salah satu ujung tali lebih pendek. Tali yang pendek digunakan sebagai pengaman/tambatan pengaman, sedangkan yang panjang dihubungkan dengan Hand Ascender dengan tubuh.
- Foot Loop. Digunakan sebagai pijakan kaki dan dihubungkan dengan ascender.
Peralatan Team (Team Equipment)
Adapun yang termasuk peralatan team adalah sebagai berikut :
1. Carmantel Rope
Tali yang digunakan hampir sama dengan yang digunakan dalam panjat tebing, namun yang paling baik adalah tali static.
2. Carabiner.
Digunakan sebagai alat pengait. Carabiner mempunyai beberapa macam bentuk sesuai dengan kegunaan dan fungsinya. Macam-macam Carabiner :
- Carabinner Screw Gate
- Carabinner Oval
- Carabiner Non Screw Gate
- Delta Carabiner
3. Webbing
Digunakan untuk pemasangan tambatan.
4. Ladders
Atau sering di sebut tangga tali, biasanya terbuat dari kawat baja atau dari tali dengan diameter tertentu. Digunakan pada pitch pendek dengan bentuk lintasan over hang.
5. Padding.
Digunakan untuk melindungi tali dari gesekan. Biasanya diguakan dari bahan terpal yang kuat menerima gesekan.
6. Rope Protector.
Digunakan sebagai alas tali untuk menghindari gesekan.
7. Pengaman Sisip
Pengaman yang digunakan untuk membuat tambatan.
Macamnya sebagai berikut :
- Chock Stopper
- Hexentrik
- Friend
- Jummer Knot
- Bolts
- Paku Piton
- Cok ston
- Hanger
8. Peralatan Lainnya.
- Driver
- Spit
- Hammer
- Pulley
- Hammer
- Tacket Bag
- Bombement Deviatur
- Roll Medule
TEKNIK-TEKNIK PENAMBATAN TALI
Sering kita kesulitan menentukan daerah dan menentukan point untuk penambatan tali. Hal-hal yang perlu di perhatikan untuk penambatan tali :
1. Cari daerah yang mudah untuk start untuk turun.
2. Cek dulu point yang akan dijadikan tambatan.
3. Tambatan tali utama harus di beck up.
4. Tali utama harus diberi ganjalan agar tida friksi dengan dinding gua.
Point yang bisa digunakan untuk penambatan tali :
1. Batu-batuan sekitar mulut gua.
2. Pohon-pohon sekitar mulut gua
3. Apa saja yang kita anggap kuat untuk tambatan.
DERAJAT KESULITAN GUA
Hal ini penting sekali, karena kita dapat melihat kemampuan yang kita miliki, apabila kita tidak mampu hendaknya tidak memaksakan diri.
Klasifikasi derajat kesulitan gua :
1. Mudah.
Lorong horizontal, plafon tinggi, lorong tunggal.
2. Sedang.
Lorong horizontal, bercabang dan ada bagian lorong yang sempit, plafon agak rendah dan dialiri air yang dapat diarungi tanpa berenang.
3. Sulit.
Lorong vertical dan horizontal tidak lebih dari 20 m, bercabang pada bagian sempit, palfon rendah, air tenang dan agak sedikit berenang.
4. Sangat Sulit.
Lorong-lorong vertical lebih dari 20 m, harus berenang dengan arus agak berat, dan jeram 5 m tinggiya.
5. Luar Biasa.
Harus melalui jeram dan arus deras lebih dari 5 m tingginya.
6. Bahaya.
Adanya lorong-lorong penuh racun, sifon-sifon yang harus dilalui dengan teknik selam gua (cave dinving).
PENCEGAHAN KECELAKAAN
Pada dasarnya keselamatan penelusuran gua tergantung pada dirinya sendiri. Tindakan prefentif, ketramplan dan kesehatan fisik merupakan syarat mutlak. Untuk lebih mudah diingat di buatkan ringkasan sebagai berikut :
K = Kemana anda memasuki gua, beri tahu kepada orang dekat anda, kapan pergi, kemana dan kapan pulang.
E = Empat orang adalah jumlah minimal dalam penelusuran gua
A = Alat yang dibawah harus memadai dan menguasai penggunaannya.
M = Membawa 3 sumber cahaya lengkap dengan cadangannya.
A = Ajak selalu orang yang berpengalaman dan mengerti lingkungan dan berwibawa.
N = Nafas sesak dan tersengang itu tandanya banyak gas CO2, dan segera tinggalkan.
A = Akal sehat dan ketrampilan serta persiapan yang matang menjadi pegangan, bukan adu nasib dan nekat.
N = Naluri yang ada di kembangkan, karena itu factor pengalaman yang paling ampuh.
ETIKA DALAM PENELUSURAN GUA
Setiap penelusur gua menyadari bahwa gua merupakan lingkunagn yang sangat sensitive dan mudah tercemar. Karenanya penelusur gua harus :
- Tidak mengambil sesuatu kecuali potret.(take nothing but picture)
- Tidak meninggalkan sesuatu, kecuali meninggalkan jejak.( Leave nothing but footprint)
- Tidak membunuh sesuatu, kecuali waktu.(Kill Nothing but Time)
Setiap penelusur gua sadar, setiap bentukan alam di dalam gua di bentuk dalam kurun waktu RIBUAN TAHUN. Setiap usaha merusak gua, mengambil/memindahkan sesuatu di dalam gua tanpa TUJUAN JELAS dan ILMIAH SELEKTIF, akan mendatangkan kerugian yang tidak dapat di tebus.
Setiap penelusur gua dan menelitinya, dilakukan oleh penelusur gua dengan penuh RESPEK, tanpa menggangu dan mengusir biota di dalam gua.
Setiap penelusur gua menyadari bahwa kegiatan SPELELOLOGI, baik dari segi olah raga, segi ILMIAH BUKAN MERUPAKAN USAHA YANG PERLU DIPERTONTONKAN DAN TIDAK BUTUH PENONTON.
Dalam hal penelusuran gua, para penelusur harus bertindak sewajaranya. Penelusur gua tidak memandang rendah ketrampilan dan kesanggupan sesama penelusur. Sebaliknya seorang penelusur gua akan dianggap melanggar etika, memaksakan dirinya melakukan tindakan-tindakan di luar kemampuan fisik dan tekniknya, serta kesiapan mentalnya.
Respek terhadap sesama penelusur gua, ditunjukan setiap penelusur gua dengan cara :
- Tidak menggunakan bahan/peralatan, yang ditinggalkan rombongan lain, tanpa ijin mereka.
- Tidak membahayakan penelusur lainnya, seperti melempar ke dalam gua, bila ada orang di dalam gua, MEMUTUSKAN/MENYURUH memutus tali yang sedang digunakan rombongan lain.
- Tidak menghasut masyarakat di sekitar gua untuk menghalangi/melarang rombongan lain memasuki gua, karena tidak satupun gua di Indonesia milik perorangan, kecuali gua tersebut di beli yang bersangkutan.
- Jangan melakukan peneletian yang sama, apabila ada rombogna lain yang diketahui sedang melakukan penelitian yang sama dan MEMPUBLIKASIKAN NYA MEDIA MASSA/MEDIA ILMIAH.
- Jangan gegabah mengangap anda penemu sesuatu, kalau anda belum yakin tidak ada orang lain, yang telah menemukan pula sebelumnya, dan jangan melaporkan hal-hal yang tidak benar demi SENSASI dan AMBISI PRIBADI, KARENA HAL INI BERARTI membohongi diri sendiri dan DUNIA ILMU SPELEOLOGI.
- Setiap usaha penelusuran gua merupakan usaha BERSAMA. Bukan usaha yang dicapai sendiri. Karenanya, setiap usaha mempublikasikan suatu hasil penelusuran gua, tidak boleh dengan cara MENONJOLKAN PRESTASI PRIBADI.
- Dalam suatu publikasi, jangan menjelek-jelekan sesama penelusur. Walaupun si penelusur itu mungkin berbuat hal-hal yang negative, kritik sesama penelusur
nah itu dia tadi pembahasan tentang CAVING kaka" gimana seru kan? makanya kunjungi terus blog SAC GROBOGAN dan nantikan materi" seru lainnya..janagn lupa kunjungi INSTAGRAM SAC GROBOGA... SALAM LESTARI....
Jumat, 03 Juni 2016
WISATA KAB.GROBOGAN
nih kakak" atau wisatawan yang mau maen ke KAB.GROBOGAN jangan lupa kunjungi wisata" di artikel ini ya.. tapi... tetep jaga kebersihan ya kaka"... monggo..
Di sektor pariwisata, Kabupaten Grobogan memiliki sejumlah tempat wisata yang sangat populer di kalangan wisatawan khususnya di wilayah Kabupaten Grobogan sendiri dan sekitarnya. Dalam tulisan ini akan kita bahas 12 Tempat Wisata di Grobogan yang Terkenal Unik sebagai berikut.
gimana? tertrik maen ke GROBOGAN? pastinya doooong...
Di sektor pariwisata, Kabupaten Grobogan memiliki sejumlah tempat wisata yang sangat populer di kalangan wisatawan khususnya di wilayah Kabupaten Grobogan sendiri dan sekitarnya. Dalam tulisan ini akan kita bahas 12 Tempat Wisata di Grobogan yang Terkenal Unik sebagai berikut.
1. Waduk Kedung Ombo
Waduk Kedung Ombo merupakan sebuah waduk yang terdapat di Kabupaten Grobogan. Sebenarnya keberadaan waduk ini tidak hanya berada di Kabupaten Grobogan namun juga mencakup wilayah Kabupaten Sragen dan Boyolali. Luas Waduk Kedung Ombo sendiri sekitar 6576 hektar dimana dengan luas waduk itu dapat digunakan untuk mengairi sawah di Kabupaten robogan, Sragen, Boyolali, Pati, dan Demak. Saat ini selain digunakan sebagai sarana riasi, Waduk Kedung Ombo jua digunakan sebagai tempat wsiata yan sangat potensial. Untuk menuju Waduk Kedun Ombo anda dapat mencari alamatnya di Desa Rambat, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan atau sekitar 29 km dari Kota Purwodadi ke arah selatan. Di Waduk Kedung Ombo ini anda dapat menikmati pemandangan yang indah, serta dapat juga menikmati masakan ikan air tawar yang dijajakan sejumah warung makan di lokasi waduk. Selain itu juga disediakan kapal motor yang dapat mengangkut pengunjung mengeliingi waduk yang sangat indah ini.2. Bledug Kuwu
Bleduk Kuwu adalah salah satu tempat wisata yang unik di Kabupaten Grobogan. Di loksi ini anda dapat melihat sebuah kawah lumpur yang terus meletup secara berkala setiap antara 2-3 menit. Letupan ini jika ditinjau dari ilmu geologi merupakan sebuah aktivitas pelepasan gas dari dalam teras bumi. as yang keluar ini mengandun metana. Dari letupan ini juga menandung garam dan sejumlah mineral. Oleh masyarakat setempat kandungan mneral ini dimanfaatkan untuk membuatgaram bleng secara tradisional. Unik bukan ? Jika anda berminat mengunjuni tempat wisata Bleduk Kuwu ini anda dapat menunjunginya di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan.3. Api Abadi Mrapen
Api Abadi Mrapen merupakan obyek wisata yang unik lainnya yang ada di Kabupaten Grobogan. Dinamakan api abadi karena di tempat ini terdapat sebuah api yang menyala terus dan tak pernah padam meskipun diguyur dengan hujan. Api abadi Mrapen ini pada dasarnya merupakan sebuah fenomena alam dimana di tempat tersebut terdapat sebuah lubang yang mengeluarkan gas alam dan kemudian terbakar di udara. Sumber api abadi Mrapen ini merupakan sumber api yang bersejarah karena sering digunakan sebagai sumber api bagi beberapa event nasional, seperti Pesta Olahraga Internasional Ganefo tahun 1963, Pekan Olah Raga Nasional atau PON, POR PWI tahun 1983 dll. Selain event olahraga, Sumber Api Mrapen juga digunakan sebagai sumber api dalam perayaan Hari Waisak. Lokasi Api abadi Mrapen sendiri terdapat di Desa Manggarmas, Kecamatan odong Kabupaten robogan Jawa Tengah. Lokasi ini terdapat di tepi jalan Purwodadi-Semarang.4. Gua Macan dan Gua Lowo
Wisata alam yang terdapat di Kabupaten Grobogan lainnya adalah berupa Goa. Kita tahu bahwa di wilayah Kabupaten Grobogan terdapat pegunungan kapur yang cukup besar, sehingga ada beberapa goa yang terbentuk secara alami. Goa yang terdapat di Kabupaten Grobogan ini diantaranya adalah Goa Macan dan Goa Lowo. Kedua goa ini terletak berdekatan. Nama kedua goa ini dinamakan dengan nama binatang yang dahulu sering menghuni goa ini. Namun saat ini sudah tidak ada macan yang terdapat di goa macan, tinggal namanya saja. Letak Goa macan dan Goa Lawa sendiri terdapat di Dusun Watu Song Desa Sedayu Kecamatan Sedayu Kabupaten Grobogan. Di kedua goa ini dapat anda lihat pemandangan alam yang indah berupa goa di tengah rimbunnya pohon dan didalamnya terdapat banyak stalaktid dan stalagmit.5. Gua Urang
Goa yang terdapat di Kabupaten Grobogan selain Goa Macan dan Goa Lawa adalah Goa Urang. Goa ini dinamakan Goa urang karena di tempat ini dahulu banyak ditemukan udang (dalam bahasa jawa disebut urang). Goa ini malah sering dikunjungi peneliti dari luar daerah, namun utnuk wisatawan belum banyak yang datang karena akses ke tempat ini cukup sulit karena harus melewati persawahan penduduk. Pemerintah Kabupaten Grobogan sepertinya belum banyak melakukan pengembangan terhadap obyek wisata yang cukup potensial ini. Lokasi Goa URang sendiri terdapat di Dusun Guwo, Desa Kemadohbatur, di Kec. Tawangharjo Kabupaten Grobogan.6. Air Terjun Widuri
Satu lagi tempat wisata yang tersembunyi di Kabupaten Grobogan, yaitu Air Terjun Widuri. Air Terjun Widuri ini merupakan satu-satunya air terjun yang ada di Kabpaten Grobogan. Air Terjun Widuri memang belum banyak didatangi para wisatawan karena lokasinya yang agak tersembunyi, namun sebenarnya air terjun ini memiliki pemandangan alam yang sangat asri dan indah. Air Terjun WIduri ini dipercara oleh masyarakat sekitar sebagai lokasi tempat kejadian pertemuan antara Joko Tarub dan Dewi Nawangwulan yang merupakan seorang bidadari. Dalam cerita rakyat ini Dewi Nawangwulan bersama dengan bidadari lain yang berjumlah tujuh, sedang mandi di sungai Air Terjun Widuri ini. Joko Tarub kemudian mengambil selendang Dewi Nawangwulan agar tidak bisa kembali ke kayangan dan kemudian menikahinya. Jika anda berminat untuk datang ke wisata air Terjun Widuri ini anda dapat mendatanginya di alamat Desa Batur kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.7. Sendang Coyo
Tempat wisata selanjutnya yang ada di Kabupaten Grobogan adalah Sendang Coyo. Sendang Coyo merupakan salah satu sendang kebanggaan warga Grobogan. Sendang ini terus saja ada airnya meskipun pada musim kemarau. Menurut kepercayaan warga setempat, Sendang Coyo merupakan sendang peninggalan dari sunan Kalijaga. Sendang ini muncul dari bekas tanah yang ditancapkan tongkat beliau ketika sedang dalam perjalanan menyebarkan Islam di Tanah jawa. Sendang Coyo dipercaya dapat membuat siapa saja yang mandi di dalamnya menjadi awet muda. Namun mandinya harus dilakukan pada malam 1 Suro. Tentu saja ini hanya kepercayaan penduduk setempat, semua akhirnya kembali pada kepercayaan anda masing-masing. Untuk lokasi Sendang Coyo ini terdapat di Desa Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan kurang lebih 20 KM sebelah tenggara kota Purwodadi.8. Waduk Klambu
Selain Waduk KEdung Ombo, Kabupaten Grobogan juga memiliki waduk lainnya yaitu Waduk Klambu. Waduk Klambu memang tidak setenar Waduk Kedung Ombo, namun keberadaannya sudah banyak diketahui warga Grobogan. Waduk ini juga difungsikan sebagai sarana irigasi, dimana air didalamnya didapat dengan cara membendung 2 aliran sungai yaitu Sungai Lusi dan Sungai Serang. Tidak hanya untuk mengairi sawah di Grobogan, Waduk Klambu juga digunakan untuk mengairi sawah di wilayah Kabupaten Kudu dan Pati. Selain untuk irigasi Waduk Klambu juga banyak dikunjungi para pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam waduk Kelambu, meskipun pengunjung tersebut hanya berasal dari Warga Grobogan sendiri. Lokasi Waduk Klambu adalah di Desa Klambu, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan.9. Jatipohon
Obyek wisata selanjutnya yang ada di sekitar Purwodadi Groboga adalah Jatipohon. Jika anda sering melewati jalur Pati-Purwodadi maka anda pasti sangat familiar dengan wilayah Jatipohon. Wilayah Jatipohon ini merupakan wilayah pegunungan yang terletak di Utara Kota Purwodadi dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Sukolilo Pati. Karena berada di atas perbukitan, maka suasana disni terasa sejuk dan asri. Ada beberapa tempat wisata yanga ada di Jatipohon ini, diantaranya adalah sumber mata air Jatipohon, gardu pandang untuk melihat keindahan Kota Purwodadi dari atas bukit, Langen Sari Indah dimana didalamnya terdapat kolam renang, pondok lesehan, bumi perkemahan, penginapan dll.10. Kolam Renang Ayodya
Kolam Renang Ayodya merupakan sebuah wisata keluarga baru yang terdapat di Kota Purwodadi Grobogan, bahkan ada juga yeng menyebutnya dengan ikon wisata baru bagi Kabupaten Grobogan. Hal itu tidaklah mengherankan karena Kolam Renang Ayodya tidak sekedar menyediakan kolam renang namun juga menawarkan sebuah wahana permainan anak yang sangat digemari seluruh anggota keluarga. Nama resmi dari Kolam Renang Ayodya ini sebenarnya adalah Ayodya Bloombang Water Park namun banyak yang menyebutnya dengan Kolam Renang Ayodya. bagaimana tidak lengkap, di Kolam Renang Ayodya ini sudah terdapat 2 buah kolam besar dengan berbagai sarana permainan air seperti twin slide, family slide, splash bucket serta sebuah jacuzzi dengan atraksi utama sebuah tower slider dengan tinggi 7 meter untuk memicu adrenalin. Jadi yang pengen liburan seru bersama keluarga, datang saja ke Ayodya Bloombang Water Park di Kota Purwodadi Grobogan.11. Cindelaras
Obyek Wisata Cindelaras ini terdapat di Desa Bandungharjo, kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan. Di Area wisata Cindelaras ini menawarkan keindahan alam berupa waduk yang dikelilingi hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani. Dahulu tempat ini sering iunakan sebagai tempat kemah bagi siswa-siswi di sekitar Kota Purwodadi. Namun sayangnya waduk yang ada di Cindelaras ini tidak selalu terdapat air, apabila musim kemarau airnya sering kering kerontang.12. Masjid K.H. Burham
Masjid K.H. Burham merupakan salah satu masjid yang bersejarah terutama bagi perkembangan Agama Islam di Kabupaten Grobogan. Masjid ini terletak di Jenglong, Purwodadi. Masjid K.H Burham ini dibangun oleh K.H Konawi pada tahun 1752. KH.Konawi ini adalah ayah dari KH. Burham. KH Konawi meninggal dunia ketika perjalanan pulang dari tanah suci Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Jasad beliau dimakamkan di Pulau Saylon atau searang dikenal dengan Srilangka. KH. Burham kemudian meneruskan perjuangan ayahnya untuk menyebarkan Agama Islam di Grobogan. Ada keunikan tersendiri dari Masjid ini yaitu terdapat sebuah bedug yang merupakan bedug terbesar di Kabupaten Grobogan. Bedug ini terbuat dari kayu tanpa sambungan.gimana? tertrik maen ke GROBOGAN? pastinya doooong...
TEKNIK DASAR BERENANG
Mulai Belajar Berenang :
Pengenalan Air
Sebagian besar anak-anak, bahkan orang dewasa yang belum pernah masuk ke dalam kolam renang biasanya akan menjadi takut/cemas ketika akan masuk ke dalamnya, lebih-lebih bila pernah mengalami trauma dengan air.
Untuk itu sebaiknya, mereka masuk ke kolam yang dangkal terlebih dahulu. Setelah terbiasa dan keberaniannya mulai muncul, bisa mulai diajak ke kolam renang yg sedikit agak lebih dalam (Ingat !!! Sebaiknya dia masih tetap bisa menginjakkan kakinya ke lantai kolam renang tanpa tenggelam, kecuali selalu didampingi oleh Anda atau pelatihnya).
Tahap berikutnya :
- Ajarkan cara membuang nafas di air, dengan cara:
o Suruh dia menghirup nafas dalam-dalam
o Kemudian suruh dia memasukkan kepala ke dalam air
o Kemudian tiupkan nafas melalui hidung ketika kepala masih di dalam air
o Setelah itu naikkan kepala ke atas air sambil membuka mulut untuk mengambil nafas
o Lakukan hal di atas berulang-ulang sampai dia terbiasa dan tidak takut memasukkan kepala ke dalam air
- Suruh melompat dari pinggir kolam ke dalam kolam renang
Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi rasa takut dengan air. Dan bisa lebih enjoy dan menikmati bermain-main dengan air.
- Belajar mengapungkan badan di atas permukaan air
o Bila sudah tidak takut dengan air (berani memasukkan kepala ke dalam air cukup lama), maka Anda bisa memintanya untuk secara pelan-pelan mengapungkan tubuhnya di atas permukaan air. Dengan posisi, wajah dan pandangan mata menghadap ke lantai kolam renang sambil menahan nafas (dilakukan dg santai)
- Belajar meluncur di atas permukaan air
Setelah bisa mengapungkan badan di atas permukaan air, sekarang kita ke tahap berikutnya ..belajar meluncur, dengan cara:
o pada posisi tubuh mengapung di atas permukaan air, kemudian gerakkan kaki naik turun seperti orang yang sedang berjalan (tapi antara paha dan kaki tetap lurus, dengkul tidak boleh ditekuk)
Catatan
Untuk belajar mengapung ini, awalnya bisa dibantu oleh temannya untuk memegangi tangannya, ketika dia berusaha mengapungkan badannya dengan santai di atas permukaan air dan sewaktu mau berdiri kembali.
Untuk belajar mengapung dan meluncur ini, yang paling utama adalah menghilangkan rasa takut dengan air dulu ..lihat langkah-langkah di atas. Lakukan dengan santai saja pasti berhasil.
Untuk belajar berenang yang paling utama adalah menghilangkan ketakutan dengan air lebih dulu.
Keseluruhan tahap di atas mestinya hanya membutuhkan sedikit waktu saja.
Setelah bisa mengapungkan badan dan meluncur di permukaan air, maka bisa memulai belajar gaya dada atau gaya bebas
Sebaiknya belajar renang gaya dada atau renang gaya bebas dulu? Biasanya pelatih renang mengajarkan renang gaya dada lebih dulu, karena gaya ini yang paling cepat dikuasai. Tetapi sekarang cukup sering yang mengajarkan gaya bebas lebih dulu. Alasan mengapa gaya bebas diajarkan lebih dulu ..karena dengan menguasai gaya bebas, maka gaya renang lainnya akan lebih mudah dikuasai. Tetapi untuk belajar gaya bebas sendiri akan membutuhkan waktu yang lebih lama.
Jadi terserah Anda mau belajar gaya dada atau gaya bebas dulu. Kalau mau cepat ya belajar gaya dada dulu. Tetapi jika Anda punya cukup banyak waktu dan mau lebih lama belajar, ya belajar gaya bebas langsung.
Perlu diketahui
Belajar renang gaya apapun selalu dimulai dengan belajar dan berlatih gerakan kaki lebih dulu.
Jangan pernah putus asa dalam belajar. Berenang seperti layaknya kita belajar berjalan, teruslah mencoba ...maka pasti berhasil.
Pengenalan Air
Sebagian besar anak-anak, bahkan orang dewasa yang belum pernah masuk ke dalam kolam renang biasanya akan menjadi takut/cemas ketika akan masuk ke dalamnya, lebih-lebih bila pernah mengalami trauma dengan air.
Untuk itu sebaiknya, mereka masuk ke kolam yang dangkal terlebih dahulu. Setelah terbiasa dan keberaniannya mulai muncul, bisa mulai diajak ke kolam renang yg sedikit agak lebih dalam (Ingat !!! Sebaiknya dia masih tetap bisa menginjakkan kakinya ke lantai kolam renang tanpa tenggelam, kecuali selalu didampingi oleh Anda atau pelatihnya).
Tahap berikutnya :
- Ajarkan cara membuang nafas di air, dengan cara:
o Suruh dia menghirup nafas dalam-dalam
o Kemudian suruh dia memasukkan kepala ke dalam air
o Kemudian tiupkan nafas melalui hidung ketika kepala masih di dalam air
o Setelah itu naikkan kepala ke atas air sambil membuka mulut untuk mengambil nafas
o Lakukan hal di atas berulang-ulang sampai dia terbiasa dan tidak takut memasukkan kepala ke dalam air
- Suruh melompat dari pinggir kolam ke dalam kolam renang
Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi rasa takut dengan air. Dan bisa lebih enjoy dan menikmati bermain-main dengan air.
- Belajar mengapungkan badan di atas permukaan air
o Bila sudah tidak takut dengan air (berani memasukkan kepala ke dalam air cukup lama), maka Anda bisa memintanya untuk secara pelan-pelan mengapungkan tubuhnya di atas permukaan air. Dengan posisi, wajah dan pandangan mata menghadap ke lantai kolam renang sambil menahan nafas (dilakukan dg santai)
- Belajar meluncur di atas permukaan air
Setelah bisa mengapungkan badan di atas permukaan air, sekarang kita ke tahap berikutnya ..belajar meluncur, dengan cara:
o pada posisi tubuh mengapung di atas permukaan air, kemudian gerakkan kaki naik turun seperti orang yang sedang berjalan (tapi antara paha dan kaki tetap lurus, dengkul tidak boleh ditekuk)
Catatan
Untuk belajar mengapung ini, awalnya bisa dibantu oleh temannya untuk memegangi tangannya, ketika dia berusaha mengapungkan badannya dengan santai di atas permukaan air dan sewaktu mau berdiri kembali.
Untuk belajar mengapung dan meluncur ini, yang paling utama adalah menghilangkan rasa takut dengan air dulu ..lihat langkah-langkah di atas. Lakukan dengan santai saja pasti berhasil.
Untuk belajar berenang yang paling utama adalah menghilangkan ketakutan dengan air lebih dulu.
Keseluruhan tahap di atas mestinya hanya membutuhkan sedikit waktu saja.
Setelah bisa mengapungkan badan dan meluncur di permukaan air, maka bisa memulai belajar gaya dada atau gaya bebas
Sebaiknya belajar renang gaya dada atau renang gaya bebas dulu? Biasanya pelatih renang mengajarkan renang gaya dada lebih dulu, karena gaya ini yang paling cepat dikuasai. Tetapi sekarang cukup sering yang mengajarkan gaya bebas lebih dulu. Alasan mengapa gaya bebas diajarkan lebih dulu ..karena dengan menguasai gaya bebas, maka gaya renang lainnya akan lebih mudah dikuasai. Tetapi untuk belajar gaya bebas sendiri akan membutuhkan waktu yang lebih lama.
Jadi terserah Anda mau belajar gaya dada atau gaya bebas dulu. Kalau mau cepat ya belajar gaya dada dulu. Tetapi jika Anda punya cukup banyak waktu dan mau lebih lama belajar, ya belajar gaya bebas langsung.
Perlu diketahui
Belajar renang gaya apapun selalu dimulai dengan belajar dan berlatih gerakan kaki lebih dulu.
Jangan pernah putus asa dalam belajar. Berenang seperti layaknya kita belajar berjalan, teruslah mencoba ...maka pasti berhasil.
Materi REPLING & PRUSIKING
Materi REPLING & PRUSIKING
1. PRUSIKING
Prusik
(diucapkan "prʌsɪk") adalah halangan gesekan atau simpul yang
digunakan untuk meletakkan tali kecil di sekitar loop tali, diterapkan
dalam pendakian, canyoneering, mountaineering, caving, penyelamatan
tali, dan oleh arborists. Dalam kegiatan di alam biasanya diartikan sebagai sebuah kegiatan menaiki atau memanjat sebuah
tali (carmantel) dengan bantuan dua buah tali kecil (prusik) beserta
peralatan yang mendukungnya,terserah anda mendeskripsikan prusiking
intinya menaiki tali dengan prusik, hehe... Adapun seni dalam prusiking itu
bermacam-macam. Dalam perlombaan ada beberapa jarak ketinggian yang di
tentukan.
2. OPER CARABINER
Disini biasanya kesulitannya para pemula. Oper carabiner adalah kegiatan mengganti posisi dari keadaan naik sekarang di haruskan turun dengan cara mengoper/mengganti tempat carabiner yang mula mula terpasang di prusik sekarang harus di lepaskan dan menggantinya pada sebuah figur dan melepas semua prusik. Bagi pemula kegiatan ini menyusahkan. Dalam lomba kegiatan ini biasanya yang menentukan barang siapa yang bisa cepat mengoper akan menang karena kecepatan memanjat biasanya rata-rata pada pendaki. Adapun seni / cara mengoper ada bermacam-macam mulai dari yang sederhana sampai yang exstrim dengan langsung melepas prusik, kemudian repling.
3. REPLING
Repling adalah kebalikan dari prusiking, kalau prusik keatas sekarang kebawah dengan bantuan figur dari sebuah ketinggian. Dalam repling juga ada beberapa seni mulai dari yang biasa duduk sampai yang kepala di bawah atau yang seperti para pak tentara tentara.
2. OPER CARABINER
Disini biasanya kesulitannya para pemula. Oper carabiner adalah kegiatan mengganti posisi dari keadaan naik sekarang di haruskan turun dengan cara mengoper/mengganti tempat carabiner yang mula mula terpasang di prusik sekarang harus di lepaskan dan menggantinya pada sebuah figur dan melepas semua prusik. Bagi pemula kegiatan ini menyusahkan. Dalam lomba kegiatan ini biasanya yang menentukan barang siapa yang bisa cepat mengoper akan menang karena kecepatan memanjat biasanya rata-rata pada pendaki. Adapun seni / cara mengoper ada bermacam-macam mulai dari yang sederhana sampai yang exstrim dengan langsung melepas prusik, kemudian repling.
3. REPLING
Repling adalah kebalikan dari prusiking, kalau prusik keatas sekarang kebawah dengan bantuan figur dari sebuah ketinggian. Dalam repling juga ada beberapa seni mulai dari yang biasa duduk sampai yang kepala di bawah atau yang seperti para pak tentara tentara.
Cara memasang wibing adalah dengan cara :
1.pertama atur terlebih dahulu panjang tali jiwa atau wibing tersebut supaya sama panjangnya
2.kita harus mengikatkan pada pinggang kita
3.selipkan kedua pangkal paha dari depan ke belakang
Cara praktek prusiking [naik pada tebing]adalah :
1.kita harus pasang wibing dengan benar agar keselamatan terjamin
2.pasang tali frusik pada karmantel
3.setelah itu kita harus pasang karabirskru pada weabing dan tali frusik pada bagian atas
4.setelah itu mulailah memanjat dengan cara [1].naikkan tali frusik bagian atas. [2].setelah itu naikkan tali frusik bagian bawah dan injak lalu kita naik ke atas. [3].kita harus melakukan dengan berulang-ulang. jika kita melakukan penurunan kita harus melalui langkah-langkah berikut tetapi agak berbeda dengan cara naik ke atas,weabing tali jiwa di pasang terlebih dahulu kemudian sneep di masukkan ke tali jiwa,angka8 dimasukkan kekernmantel, kemudian di masukkan ke sneep. lalu kita coba setelah ki mau turun posisi badan harus dengan jongkok dan posisi tangan tangan kita yang sebelah kanan berada di belakang sedangkan tangan kiri kita berada di depan lalu kita turun tapi sebelum kita turun haru baca doa terlebih dahulu.. :-)
carabiner non screw |
Kernmantel |
Carabiner screw |
Webing
Figure 8
Untuk kawan-kawan yang belum mencoba repling dan prusiking maupun oper carabiner dapat mencoba dengan teman yang sudah bisa ya, dan ingat jangan mencobanya sendiri.
Dijamin asik dan bikin ketagihan deh, Keep Smile & Spirit :) salam lestari...
Langganan:
Postingan (Atom)
SAC GROBOGAN mengadakan kegiatan seru di alam
salam lestari!! 📣 ayo bagi temen" yang ingin merasakan kegiatan dan keseruan bermain di alam, yang pastinya bakal asyik dan bakal rug...
-
Materi REPLING & PRUSIKING 1. PRUSIKING Prusik (diucapkan "prʌsɪk") adalah halangan g...
-
DEFINISI PECINTA ALAM Hasil kesepakatan rapat pleno kongres 2 – th 2002, FK KBPA BR di Gn Manglayang Setelah …. berdiskusi ketat selama ...
-
nih kakak sekilas info tentang SAC GROBOGAN monggo di baca.... ;) ;) SAC (Scout Adventure Community) adalah wadah generasi muda grobo...